Welcome To http://www.cerminan hati al-insan.blogspot.com/ Semoga Bermanfaat.

Minggu, 20 Mei 2012

Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sejak hamil semua orang tua sudah pasti membayangkan keadaan bayi mereka ketika lahir, bagaimana mukanya, apakan ia lebih mirip ibu atau ayahnya dan mungkin saja ada bayangan tentang sosok bayi yang baru lahir adalah seperti yang tergambar sempurna seperti yang kerap ditampilkan dalam berbagai media, kepala bulat, kulit mulus, mata jernih, bahkan wajah yang menarik. Hingga saat kelahirannya, pasangan merasa kecewa karena penampilan si kecil saat baru saja dilahirkan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.

B.    Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah penyuluhan sebelum bayi pulang.

Presentasi Occipito Posterior

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterine.
Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti tentang adanya Disproporsi Fetopelvik baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis

Untuk Selengkapnya DOWNLOAD HERE




Sarkoma Payudara

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan salah satu sifat essensial kehidupan. Pertumbuhan ini berlangsung menurut aturan. Pada organisme dewasa, dalam keadaan fisiologik pada sebagian jaringan tidak terdapat pertumbuhan lagi, dalam hal ini pembuatan sel-sel baru berada dalam keseimbangan dengan hilangnya sel-sel lama. Dalam keadaan tertentu, suatu sel dapat terjadi perubahan sifat yang mengakibatkan pertumbuhan sel-sel yang abnormal (neoplasma/tumor). Tumor bisa berupa tumor jinak maupun tumor ganas. Sarcoma merupakan tumor ganas (kanker) yang berasal dari jaringan mesodermal. Sarcoma tumbuh secara ekspansif tapi terjadi pula pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Metastasis berlangsung dengan cara hematogen. Sarcoma dapat terjadi pada semua bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis, fascia dan otot. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan pendidikan maka penyakit-penyakit ganas seperti sarcoma dapat dicegah dan diobati. Tapi lebih ditekankan bagaimana mencegah hal tersebut sehingga prevelensi dari kanker ganas dapat diperkecil. 

B. Rumusan Masalah
 Berdasarkan Latar Belakang yang ada diatas maka kami akan membahas tentang Sarkoma Payudara. 

Selengkapnya DownLoad Here

Sistem Kardiovaskular

Sirkulasi Darah Natus

Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :
•    pengalihan aliran darah dari paru,
•    penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta
•    obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.
Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :
1.    Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta
2.    Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama
3.    Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama kehidupan



Sistem Pelayanan Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam era reformasi saat ini, hukum memegang peran penting dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan.
Perubahan konsep pemikiran penyelenggaraan pembangunan kesehatan tidak dapat dielakkan. Pada awalnya pembangunan kesehatan bertumpu pada upaya pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan, bergeser pada penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh dengan penekanan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Paradigma ini dikenal dalam kalangan kesehatan sebagai paradigma sehat.
Sebagai konsekuensi logis dari diterimanya paradigma sehat maka segala kegiatan apapun harus berorientasi pada wawasan kesehatan, tetap dilakukannya pemeliharaan dan peningkatan kualitas individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan dan secara terus menerus memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Secara ringkas untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang maka harus secara terus menerus dilakukan perhatian yang sungguh-sungguh bagi penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan, adanya jaminan atas pemeliharaan kesehatan, ditingkatkannya profesionalisme dan dilakukannya desentralisasi bidang kesehatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut sudah barang tentu memerlukan perangkat hukum kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan kesehatan.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah yang dimaksud dengan hukum kesehatan, apa yang menjadi landasan hukum kesehatan, materi muatan peraturan perundang-undangan bidang kesehatan, dan hukum kesehatan di masa mendatang.
Diharapkan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat memberikan sumbangan pemikiran, baik secara teoritikal maupun praktikal terhadap keberadaan hukum kesehatan. Untuk itu dilakukan kajian normatif, kajian yang mengacu pada hukum sebagai norma dengan pembatasan pada masalah kesehatan secara umum melalui tradisi keilmuan hukum.
Dalam hubungan ini hukum kesehatan yang dikaji dibagi dalam 3 (tiga) kelompok sesuai dengan tiga lapisan ilmu hukum yaitu dogmatik hukum, teori hukum, dan filsafat hukum. Selanjutnya untuk memecahkan isu hukum, pertanyaan hukum yang timbul maka digunakan pendekatan konseptual, statuta, historis, dogmatik, dan komparatif. Namun adanya keterbatasan waktu maka kajian ini dibatasi hanya melihat peraturan perundang-undangan bidang kesehatan.
B.    RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami ingin membahas Bagaimana Sistem Pelayanan Dan Organisasi Departemen Kesehatan yang sebenarnya.


Kondisi Pembelajaran Penjas

BAB I

A.    KONDISI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

  Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini, yaitu belum efektifnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendidikan jasmani mulai SD sampai sekolah lanjutan yaitu :
•    Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani
•    Sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran
Rendahnya mutu dan jumlah guru pendidikan jasmani di sekolah pada gilirannya melahirkan ketidakmampuan mereka dalam melaksanakan profesinya secara profesional. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik siswa secara sistematik melalui program pendidikan jasmani yang semestinya dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilan anak secara menyeluruh baik fisik, mental, emosional, dan intelektual. Kondisi seperti ini tidak terjadi di Indonesia saja tapi di negara-negara lain seperti Australia.
Ada 4 faktor utama yang menyebabkan pendidikan jasmani kurang menggembirakan :
1.    Kurikulum yang tidak relevan
2.    Kurang koherensi antara kebijakan daerah yang satu dengan lainnya dalam menerapkan pendidikan jasmani.
3.    Kurangnya guru pendidikan jasmani
4.    Kurangnya dukungan dari Depatemen Pendidikan dalam bentuk supervisi
Untuk itu, jika implementasi kurikulum pendidikan jasmani harus bisa dicapai dan berhasil, maka harus ada keinginan yang besar untuk mengubh sistem pembelajaran yang tradisional serta ke arah pembelajaran pendidikan jasmani modern di dukung pengadaan fasilitas yang memadai.
 

Sabtu, 05 Mei 2012

Pendarahan

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup tinggi. Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia
Asuhan bersalin Normal (APN ) diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama (Saiffudin,dkk;2002).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak produktifitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saiffudin,dkk;2002).
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal masih sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( 2005 ) angka kematian kematian perinatal adalah 307 /10.000 kelahiran hidup.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan dasar adalah :
1.    Aspek pemecahan yang diperlukan untuk menentukan pengambilan keputusan klinik ( clinik decicion making)
2.    Aspek sayang ibu yang berarti sayang anak
3.    Aspek pencegahan infeksi
4.    Aspek pencatatan
5.    Aspek rujukan
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang asuhan kepada ibu bersalin normal.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perdarahan Kala IV (Primer)
Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi :
1.    Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan ≥ 500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan.
2.    Perdarahan pasca persalinan lambat ialah perdarahan ≥ 500 cc setelah 24 jam persalinan.

Untuk selengkapnya Download here

Masa Klimaterium atau Menopause

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Seorang wanita di waktu hidupnya, pasti melalui berbagai masa kehidupan antara lain bayi wanita , masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi , dan masa Klimakterium sampai dengan menopause, serta senium. Dalam hal ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai masa klimakterium sampai menopause .
Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, malainkan suatu masa peralihan yang normal, yan berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Menopause sendiri adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sesudah menopause disebut pra menopause ( 6 tahun sebelum menopause ) dan bagian klimakterium sesudah menopause disebut pascamenopause (6-7 tahun sesudah menopause ).
Sedangkan senium adalah masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbngan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.

Untuk Selengkapnya Download Here

Keseimbangan PAP

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Untuk berhasilnya suatu persalinan spontan, harus diperhatikan 3 faktor penting yaitu jalan lahir, janin, dan kekuatan-kekuatan pada ibu.
Jalan lahir dibagi atas :
a)    Bagian tulang terdiri dari tulang panggul dan sendi-sendinya.
b)    Bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan dan ligamentum.
Karena panggul berbentuk khas, sukar untuk menetapkan masing-masing bidang pada lokasi yang tepat. Untuk memudahkan, ditentukan 3 bidang khayal dalam rongga panggul : 1) Pintu atas panggul 2) Ruang tengah panggul 3) Pintu bawah panggul.

/>

Infeksi Nifas

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Infeksi Nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Kasus infeksi pada post partum sering terjadi. Pada dasarnya prognosisnya baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Menurut derajatnya, septikemia merupakan infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi, diikuti peritonitis umum dan piemia.Infeksi post partum bila tidak diatasi dengan baik dan profesional sering mengalami morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terutama bila sumber infeksi telah menjalar pada organ-organ vital.
Dengan majunya ilmu keperawatan, mahasiswa keperawatan diharapkan mampu mengetahui asuhan keperawatan yang komprehensif yang dapat di manifestasikan dengan memberikan perawatan post partum untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi. Mahasiswa perawat juga diharapkan mampu dalam memberikan penyuluhan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal

Untuk Selengkapnya DownLoad Here

Distosia Kelainan Tenaga/His Hipertonik

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor ”P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia.
Salah satu penyebab dari distosia karena adalah kelainan jalan lahir lunak seperti vulva, vagina, serviks dan uterus. Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Distosia Kelainan Tenaga / His Hipertonik
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan tenaga (his) yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancran persalinan.
His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat. Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung cepat (<3 jam disebut partus presipitatus).

Partus presipitatus dapat mengakibatkan

Inversio Uteri

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal merupakan masalah besar namun sejumlah kematian yang cukup besar tidak dilaporkan dan tidak tercatat dalam statistik resmi. Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5 – 10 per 100.000 kelahiran penduduk, sedangkan di Indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup
Penyebab kematian maternal cukup kompleks, salah satunya adalah terjadinya perdarahan post partum Perdarahan post partum adalah sebab penting kematian ibu : ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan post partum, plasenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri) disebabkan oleh perdarahan post partum Yang termasuk etiologi perdarahan post partum adalah atonia uteri, retensio plasenta, trauma jalan lahir, inversio uteri, ruptur uteri dan gangguan sistem pembekuan darah.
Inversio uteri merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan obstetrik yang jarang terjadi (1 per 2000 – 12.000 kelahiran) namun umumnya kelainan tersebut menyebabkan keadaan gawat dengan angka kematian yang tinggi (15 – 70%), biasanya yang terjadi adalah syok yang berat


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Inversio Uteri
Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri ) memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri,bahkan ke dalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar.



Untuk selengkapnya Download Here

Hubungan Sistem Pencernaan dengan Alat Reproduksi Wanita

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya oleh tubuh. Makanan dalam arti “biologis” adalah tiap zat atau bahan yang dapat di gunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk membangun atau memperoleh tenaga (energi) bagi sel. Untuk dapat digunakan dalam metabolisme, maka makanan itu harus masuk ke dalam sel
Selama dalam proses pencernaan makanan di hancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat di serap oleh usus, kemudian digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karna sintesis berbagai enzim yang terkandung  dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap jenis enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makanan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus didistribusi oleh darah sampai pada sel-sel diseluruh tubuh.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan membahas sedikit masalah HUBUNGAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN ALAT REPRODUKSI WANITA.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Pencernaan
Secara singkat dan sederhana, sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar tubuh, mempersiapkannya untuk diasimilasi di dalam oleh tubuh. Proses pencernaan meliputi pengunyahan, penelanan, dan pencampuran dengan enzim serta zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai ke rektum dan anus.