BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Perjalanan penyakit yang silent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserag kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap. Sehigga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan. Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.Tergantung dari mana kista itu berasal.Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada tinjauan teori.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu mengenai Kista Ovarium.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Kista Ovarium.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini yaitu agar bertambah pengetahuan dan pemahaman tentang Kista Ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kista Ovarium
Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul.
Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
C. Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi :
1. Gaya hidup tidak sehat
Diantaranya;
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alkohol
5. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
2. Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
D. Histologi
Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-silindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel – folikel primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyak polikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat – tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuour folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
E. Patofisiologi
Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita.
F. Pembagian Kista Ovarium
Kista ovarium dibagi beberapa tipe :
1. Kista Fungsional
Tipe terbanyak dari kista ovarium adalah kista fungsional, biasa disebut kista fisiologik berarti tidak patogenik. Kista ini terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal menstruasi. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-3 siklus menstruasi. Terdapat 2 macam kista fungsional : kista folikuler dam kista korpus luteum.
a. Kista Folikuler
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (luteinizing Hormon). Pengeluaran hormon diatur oleh kelenjar hipofisis di otak.
b. Kista Korpus luteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian beraksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon Estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut sebagai korpus luteum. Tetapi kadang-kadang setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista.
2. Kista Dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masa kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandunngan ibunya. Kista ini biasanya sering tidak membawa gejala, tetapi dapat bertambah besar dan menimbulkan nyeri.
3. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
4. Kista Adenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kista adenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya.
5. Polikistik Ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal.
G. Diagnosis Gambaran Klinik
Kista ovarium menimbulkan gejala nyeri jika terdorong ke struktur disekitarnya, ruptur, perdarahan. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kista ovarium adalah:
a. Haid yang tidak teratur
b. Nyeri pinggul, bersifat tumpul yang menetap atau intermittent yang menjalar ke belakang dan paha
c. Nyeri jika bersenggama
d. Nyeri pergerakan perut
e. Mual, muntah, perut terasa penuh
f. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
H. Gambaran Radiologi
1. USG
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
• Transabdominal Sonogram
Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra abdominal lainnya.
• Endovaginal Sonogram
Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.
• Kista Endometriosis
Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.
• Polikistik Ovarium
Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.
2. MRI
Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus.
USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.
I. Diagnosis Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah ;
a. Inflamasi Pelvic (PID)
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative pembesaran ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri).
b. Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
c. Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine.
d. Kanker ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.
J. Penatalaksanaan
Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan:
1. Pendekatan
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.
2. Pil Kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
3. Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy.
K. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium:
a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kista ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai, bilateral, dan dapat menjadi besar.
2. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium
3. Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan : USG dan MRI.
4. Penatalaksanaan yang dapat diberikan: Pendekatan, PIL Kontrasepsi dan Pembedahan.
B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar