A. Latar Belakang Masalah
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Siregar & Matondang, 2005). Program imuniasi merupakan sebuah keberhasilan dalam mencegah penyakit infeksi, hal ini terbukti dari menurunnya insiden penyakit menular di Amerika Serikat dan negara lain sejak pertengahan abad ke-20. Di Indonesia sejak tahun 1990, cakupan imunisasi dasar telah mencapai lebih dari 90% (Ranuh, 2005).
Walaupun program imunisasi telah dibuktikan sebagai tindakan pencegahan yang paling cost-effective, tingkat imunisasi remaja masih rendah dibandingkan dengan imunisasi yang dilakukan pada bayi dan anak-anak (Lee et al,. 2008). Program imunisasi remaja telah direkomendasikan sejak tahun 1996, tetapi diestimasikan 35 juta remaja diseluruh dunia belum divaksinasi secara adekuat (Oster et al,. 2005).
Jumlah remaja usia 13 tahun keatas yang tidak pernah menderita cacar air dan telah divaksin untuk cacar air sebanyak satu kali adalah 75,7%, sedangkan remaja pada usia yang sama yang tidak pernah menderita cacar dan yang telah divaksin dua kali hanya 18,8%. Dari tahun 2006 hingga 2007, peningkatan jumlah vaksinasi HepB adalah 5,2%, vaksinasi MMR adalah 0,5%, vaksinasi dT adalah 12,6%, dan untuk vaksinasi VAR adalah 9,5% (CDC, 2007). Dalam 348.077 kunjungan, 269.217 (77%) bersifat non-preventif, 61.066 (18%) bersifat preventif, dan hanya 17.794 (5%) bersifat kunjungan khusus untuk mendapatkan vaksinasi (Lee et al., 2008). Insiden pertusis telah meningkat dalam 25 tahun belakangan dengan corak perpindahan insiden dari anak-anak ke remaja dan dewasa muda dan 95% kasus pertusis terjadi pada remaja usia 10-19 tahun (Wilson,2006). Setiap tahun terdapat 140.000-320.000 kasus baru Hepatitis B, dan lebih dari 70% penderitanya adalah remaja dan dewasa muda (CDC, 2002).
Dari latar belakang yang dijabarkan diatas, dapat dilihat betapa pentingnya imunisasi remaja untuk memelihara kesehatan remaja. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan pengetahuan remaja tentang program imunisasi yang harus mereka ikuti.
Untuk menanggapi hal tersebut, saya mahasiswa Diploma III Kebidanan Medika Nurul Islam ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Maka dari itu, saya ditugaskan untuk melakukan Praktek Belajar Lapang di Desa .......... Kecamatan Pidie selama 21 hari.
Adapun hal yang saya lakukan selama di lapangan adalah mendata, mencari informasi dan prioritas masalah yang harus saya selesaikan dimana saya memberikan pesan serta penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu. Selain itu saya melakukan evaluasi untuk menilai adanya perubahan yang mengarah kepada hal positif yang bertujuan untuk menekan angka kesakitan serta kematian ibu dan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar