PENGERTIAN
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan eppilepsi (epilepticseizure). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi; sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah ditinggalkan karena ditemukannya berbagai anti epilepsy baru yang lebih efektif.
Serangan kejang (konvulsi) dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi, meningitis, dan encefalitis, juga oleh kecelakaan atau luka di otak, seperti abses, tumor, atau arteriosklerosis pada orang di atas usia 50 tahun, yang dinding pembuluh darahnya telah mengeras. Konvulsi dapat juga dikarenakan keracunan timah hitam atau obat (petidin). Hanya sekitar 20 % penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya.
PENGGOLONGAN OBAT
Antiepileptika adalah obat yang dapat menanggulangi serangangan epilepsi berkat khasiat antikonvulsinya, yakni meredakan konvulsi (kejang klonus hebat). Disamping itu, kebanyakan obat jugabersedatif (meredakan). Semua obat antikonvulsi memiliki masa paruh panjang, dieliminasi dengan lambat, dan berkumulasi dalam tubuh pada penggunaan kronis
Penggolongan. Obat-obat ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok
kimiawi, yaitu:
1. Barbital: fenobarbital dan mefobarbital memiliki sifat anti konvulsif khusus yang terlepas dari sifat hipnotikanya.
2. Hidantion : fenitoin.
3. Suksinimida
4. Lain-lain : diazepam dan klonazepam, karbamazepin, dan okskarbazepin
(Trilepital), asam valproat, asetazolamida, dan sultiam (Ospolot).
5. Obat-obat generasi kedua
CONTOH OBAT
ObatAsam valproatDiazepaim
• (A)Tosuksimid
• (B)Fenitoin
• (C)Fenobarbital
• (D)Karbamazepin
• (E)Lonazepamtrimidon
EFEK SAMPING OBAT
Efek samping yang paling sering timbul berupa nausea, turunnya berat badan, rontok rambut, hirsutisme, kelainan psikis, darah, dan hati. Kebanyakan anti epileptika mempengaruhi sistem endokrin, misalnya metabolisme vitamin D, dengan akibat penurunan kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Oleh karena itu, penderita yang menggunakan antiepileptika untuk jangka waktu lama, perlu secara tertentu diperiksa kadar kalsium dan fosfatnya.
Sebagian besar obat berinteraksi dengan fenitoin, dan obat – obat tersebut meliputi preparat kontrasepsi oral, alkohol, antasid serta obat – obat antiepilepsi yang lain.
INTERAKSI
Beberapa antiepileptika menyebabkan (auto)induksi dari enzim hati (sistem-oksidasi P450), seperti fenitoin, fenobarbital, primidon, dan karbamizepin. Oleh karena itu, obat-obat ini dapat saling menurunkan kadarnya dalam darah dengan peningkatan eksresinya. Kadar dari antikonseptiva, antikoagulansia, zat-zat steroida, dan asetol diturunkan. Induksi enzim ini telah menimbulkan kehamilan pada wanita yang menggunakan obat antihamil. Valproat mampu meningkatkan kada fenobarb dengan kuat, sedangkan efek valproat dikurang oleh fenitoin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar