BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siklus asam sitrat atau yang dikenal juga dengan sebagai siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Adalah peran dari HA Krebs (1937) yang telah memberikan sumbangan percobaan eskperimental dan konseptual agar siklus ini dapat dipahami.
Siklus Krebs terkait dengan segi metabolisme biokimia yang sebenarnya; bahan yang masuk berasal dari karbohidrat dapat keluar membentuk lemak, sedangkan bahan yang masuk berasal dari asam amino dapat keluar membentuk karbohidrat. Namun, teramat jarang ialah dari lemak menuju karbohidrat.
Glukosa, asam lemak dan banyak asam amino akan dimetabolisasi menjadi asetil koA atau intermediet yang ada pada siklus asam sitrat. Asetil koA selanjutnya dioksidasi yang akan menghasilkan hidrogen atau elektron sebagai ekuivalen pereduksi. Hidrogen tersebut kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam prses fosforilasi oksidatif. Enzim enzim yang berperanan pada siklus asam sitrat terdapat didalam mitokondria.
B. Kajian Perpustakaan
A. Sumber Ostetik Ko.A
Siklus Krebs Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan.
Fungsi Utama Siklus Krebs
1) Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
2) Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk produksi ATP
3) Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam lemak.
4) Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
5) Melakukan pengendalian langsung (produkbakal produk) atau tidak langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.
Kepentingan piruvat pada siklus Krebs Yaitu:
Senin, 25 Juni 2012
Sistem Pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi, air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh, seperti ATP yang dibutuhkan sel untuk melaksanakan berbagai kegiatan di tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak.
Pembuangan sisa/sampah tubuh hanya merupakan fungsi kecil dari sistem pencernaan yang berlangsung melalui paru-paru, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan dan keringat melalui kulit. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus memiliki persediaan air, elektrolit dan makanan yang terus menerus.
Untuk ini dibutuhkan :
1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
2. Sekresi getah pencernaan.
3. Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit.
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang akan diabsorpsi.
5. Pengaturan semua fungsi sistem saraf dan hormon.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, meliputi proses sebagai berikut :
1. Ingesti : masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan : dilakukan secara mekanikal oleh gigi, kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.
3. Peristalsis : gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti : hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi : pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti : proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri dalam bentuk feses keluar dari saluran pencernaan.
B. Kajian Perpustakaan
Proses pencernaan makanan pada manusia terjadi di luar sel, disebut pencernaan ekstrasekuler. Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan (mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus) dan kelenjar pencernaan (hati dan pankreas).
1. Mulut
Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara seperti itu disebut ingesti. Mulut dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar saliva (air liur).
a. Lidah
Lidah berfungsi untuk :
• Membantu membolak-balikkan makanan
• Membantu mendorong makanan saat ditelan
• Sebagai alat pengecap atau perasa
• Merupakan alat indera yang sensitif terhadap suhu dingin / panas dan tekanan
b. Gigi
Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia 6 bulan, disebut gigi susu yang berjumlah 20, sbb.:
1.) 8 gigi seri (insisivus), untuk memotong makanan
2.) 4 gigi taring (caninus), untuk mencabik-cabik makanan
3.) 8 gigi geraham untuk mengunyak makanan
Pada anak usia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlah 32. Gigi tetap terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan (premolar), dan 12 gigi geraham belakang (molar).
c. Kelenjar Saliva
Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mengandung enzim amilase (ptialin) dan lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan kondisi asam dan basa.
Dalam rongga mulut manusia terdapat 3 pasang kelenjar saliva yaitu:
• Glandula Parotis = menghasilkan saliva atau ludah
• Glandula Sublingualis = menghasilkan air dan lendir
• Glandula Submandibularis = menghasilkan air dan lendir
2. Faring, Kerongkongan, dan Lambung
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi, air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh, seperti ATP yang dibutuhkan sel untuk melaksanakan berbagai kegiatan di tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak.
Pembuangan sisa/sampah tubuh hanya merupakan fungsi kecil dari sistem pencernaan yang berlangsung melalui paru-paru, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan dan keringat melalui kulit. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus memiliki persediaan air, elektrolit dan makanan yang terus menerus.
Untuk ini dibutuhkan :
1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
2. Sekresi getah pencernaan.
3. Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit.
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang akan diabsorpsi.
5. Pengaturan semua fungsi sistem saraf dan hormon.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, meliputi proses sebagai berikut :
1. Ingesti : masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan : dilakukan secara mekanikal oleh gigi, kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.
3. Peristalsis : gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti : hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi : pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti : proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri dalam bentuk feses keluar dari saluran pencernaan.
B. Kajian Perpustakaan
Proses pencernaan makanan pada manusia terjadi di luar sel, disebut pencernaan ekstrasekuler. Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan (mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus) dan kelenjar pencernaan (hati dan pankreas).
1. Mulut
Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara seperti itu disebut ingesti. Mulut dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar saliva (air liur).
a. Lidah
Lidah berfungsi untuk :
• Membantu membolak-balikkan makanan
• Membantu mendorong makanan saat ditelan
• Sebagai alat pengecap atau perasa
• Merupakan alat indera yang sensitif terhadap suhu dingin / panas dan tekanan
b. Gigi
Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia 6 bulan, disebut gigi susu yang berjumlah 20, sbb.:
1.) 8 gigi seri (insisivus), untuk memotong makanan
2.) 4 gigi taring (caninus), untuk mencabik-cabik makanan
3.) 8 gigi geraham untuk mengunyak makanan
Pada anak usia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlah 32. Gigi tetap terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan (premolar), dan 12 gigi geraham belakang (molar).
c. Kelenjar Saliva
Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mengandung enzim amilase (ptialin) dan lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan kondisi asam dan basa.
Dalam rongga mulut manusia terdapat 3 pasang kelenjar saliva yaitu:
• Glandula Parotis = menghasilkan saliva atau ludah
• Glandula Sublingualis = menghasilkan air dan lendir
• Glandula Submandibularis = menghasilkan air dan lendir
2. Faring, Kerongkongan, dan Lambung
Sistem Pernafasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karena tubuh bergantung pada sistem pernafasan untuk bertahan hidup, maka pengkajian pernafasan merupakan aspek kritis evaluasi kesehatan . fungsi sistem pernafasan yang utama adalah untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru dan jaringan dan untuk mengatur keseimbangan asam basa. Setiap perubahan pada sistem ini akan mempengaruhi semua sistem tubuh yang lain. Pada penyakit pernafasan kronis, perubahan pada status pulmonar terjadi secara perlahan, memungkinkan tubuh seseorang beradaptasi terhadap hipoksia bertahap. Tetapi perubahan pernafasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia aspirasi menyebabkan hipoksia tiba-tiba. Karena hal tersebut tidak memungkinkan tubuh untuk beradaptasi, maka kematian dapat terjadi.
Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan asap rokok, juga dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit pernafasan. Bahkan rokok pihak kedua dapat menyebabkan masalah pernafasan, terutama pada orang yang masih sangat muda dan sangat tua.
B. Kajian Perpustakaan
Pernafasan adalah proses yang mencakup pergerakan O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer.
Fungsi sistem pernafasan adalah :
1. Untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel – sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel – sel tubuh kembali ke atmosfer.
2. Organ respiratorik berperan dalam produksi bicara
3. Berperan dalam keseimbangan asam basa
4. Berperan dalam pertahanan tubuh melawan benda asing
5. Pengaturan hormonal tekanan darah.
Pembagian Sistem Pernafasan
Sistem respirasi dapat dibagi menjadi :
• Saluran pernafasan atas ; terdiri atas bagian di luar rongga dada : udara melewati hidung, kavitas nasalis, faring, laring dan trakea bagian atas.
• Saluran pernafasan bawah ; bagian yang terdapat dalam rongga dada : trakea bagian bawah dan paru – paru itu sendiri yang meliputi pipa bronchial dan alveoli.
Organ – Organ Sistem Pernafasan
1. Hidung
Berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini terdiri dari :
1. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan yang disebut rongga nasal.
2. Naris eksternal di batasi oleh kartilago nasal.
3. Empat pasang sinus paranasal ; frontal, etmoid, maksilar, dan fenoid berfungsi meringankan tulang cranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan memberi efek resonansi.
4. Tulang hidung:
o Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.
o Vomer dan lempeng perpendicular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.
o Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.
o Langit – langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid.
o Konka basalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal.
o Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka.
Membran Mukosa Nasal / Kavitas Nasalis
Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat dan kelenjar sebasea. Fungsinya : Penyaringan partikel kecil, penghangatan dan pelembaban udara yang masuk.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karena tubuh bergantung pada sistem pernafasan untuk bertahan hidup, maka pengkajian pernafasan merupakan aspek kritis evaluasi kesehatan . fungsi sistem pernafasan yang utama adalah untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru dan jaringan dan untuk mengatur keseimbangan asam basa. Setiap perubahan pada sistem ini akan mempengaruhi semua sistem tubuh yang lain. Pada penyakit pernafasan kronis, perubahan pada status pulmonar terjadi secara perlahan, memungkinkan tubuh seseorang beradaptasi terhadap hipoksia bertahap. Tetapi perubahan pernafasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia aspirasi menyebabkan hipoksia tiba-tiba. Karena hal tersebut tidak memungkinkan tubuh untuk beradaptasi, maka kematian dapat terjadi.
Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan asap rokok, juga dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit pernafasan. Bahkan rokok pihak kedua dapat menyebabkan masalah pernafasan, terutama pada orang yang masih sangat muda dan sangat tua.
B. Kajian Perpustakaan
Pernafasan adalah proses yang mencakup pergerakan O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer.
Fungsi sistem pernafasan adalah :
1. Untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel – sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel – sel tubuh kembali ke atmosfer.
2. Organ respiratorik berperan dalam produksi bicara
3. Berperan dalam keseimbangan asam basa
4. Berperan dalam pertahanan tubuh melawan benda asing
5. Pengaturan hormonal tekanan darah.
Pembagian Sistem Pernafasan
Sistem respirasi dapat dibagi menjadi :
• Saluran pernafasan atas ; terdiri atas bagian di luar rongga dada : udara melewati hidung, kavitas nasalis, faring, laring dan trakea bagian atas.
• Saluran pernafasan bawah ; bagian yang terdapat dalam rongga dada : trakea bagian bawah dan paru – paru itu sendiri yang meliputi pipa bronchial dan alveoli.
Organ – Organ Sistem Pernafasan
1. Hidung
Berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini terdiri dari :
1. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan yang disebut rongga nasal.
2. Naris eksternal di batasi oleh kartilago nasal.
3. Empat pasang sinus paranasal ; frontal, etmoid, maksilar, dan fenoid berfungsi meringankan tulang cranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan memberi efek resonansi.
4. Tulang hidung:
o Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.
o Vomer dan lempeng perpendicular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.
o Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.
o Langit – langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid.
o Konka basalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal.
o Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka.
Membran Mukosa Nasal / Kavitas Nasalis
Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat dan kelenjar sebasea. Fungsinya : Penyaringan partikel kecil, penghangatan dan pelembaban udara yang masuk.
Vitamin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Vitamin merupakan mikronutrien yang essensial. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil, tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin harus diperoleh dari luar tubuh, yaitu dari makanan. Vitamin adalah senyawa organik nonprotein, nonkarbohidrat, dan non lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 105 elemen atau unsur kimia yang telah diketahui, hanya 27 yang ditemukan dalam sistem hidup. Keduapuluhujuh elemen ini dikenal sebagai bioelemen atau unsur-unsur biomolekul (unsur-unsur hayati).
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
B. Kajian Perpustakaan
Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan esensial yang diperlukan oleh tubuh, tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Vitamin yang dapat disintesis oleh tubuh memang ada, namun laju intesisnya kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Meskipun di dalam tubuh vitamin tidak dipergunakan untuk mendapatkan tenaga seperti lemak atau karbohidrat dan juga tidak dipakai sebagai zat pembangun seperti protein, vitamin tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan melalui peranannya sebagai enzim pembantu dalam proses metabolisme. Fungsi khusus berbagai vitamin sangat berbeda antara satu dan yang lain. Oleh karena itu, sulit menyamaratakan fungsi vitamin dalam gizi manusia.
Vitamin dikenal sebagai mikronutrien karena vitamin dibutuhkan pada makanan manusia hanya dalam jumlah miligram atau mikrogram per hari. Vitamin masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Kebutuhan tubuh akan berbagai vitamin tidak sama setiap hari sebab masing-masing vitamin mempunyai fungsi yang berbeda. Jumlah kebutuhan vitamin per hari ada yang dapat ditentukan dengan pasti dan ada yang tidak.
Kebutuhan tubuh akan vitamin B1, misalnya sangat tergantung pada jumlah karbohidrat yang kita makan setiap hari. Semakin banyak jumlah karbohidrat yang kita makan, semakin banyak jumlah vitamin B1 yang kita butuhkan dan sebaliknya. Defisiensi suatu vitamin dapat menimbulkan suatu penyakit. Penyakit akibat kekurangan vitamin ini disebut avitaminsois. Ekarang, vitamin-vitamin telah dapat dibuat secara sintetis sehingga kekurangan salah satu vitamin dari jumlah yang diperlukan dapat ditambahkan dengan makan atau minum vitamin sintetis ini.
Kelebihan salah satu vitamin pada tubuh dalam jumlah yang banyak dikenal dengan istilah hipervitaminosis. Hipervitaminosis vitamin yang larut dalam air tidak berlaku menimbulkan masalah sebab kelebihan vitamin-vitamin jenis ini pada umumnya dibuang ke luar tubuh bersama-sama urine. Lain halnya dengan kelebihan beberapa jenis vitamin yang tidak larut dalam air. Kelebihan vitamin A dan D dalam jumlah besar untuk waktu yang lama, dapat menimbulkan maslaah yang tidak kita harapkan. Oleh karena itu, tablet-tablet bergula dan kapsul-kapsul yang berisi vitamin A atau D dalam dosis tinggi di apotek dimasukkan ke dalam obat daftar G, yang pembeliannya harus menggunakan resep dokter.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Vitamin merupakan mikronutrien yang essensial. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil, tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin harus diperoleh dari luar tubuh, yaitu dari makanan. Vitamin adalah senyawa organik nonprotein, nonkarbohidrat, dan non lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 105 elemen atau unsur kimia yang telah diketahui, hanya 27 yang ditemukan dalam sistem hidup. Keduapuluhujuh elemen ini dikenal sebagai bioelemen atau unsur-unsur biomolekul (unsur-unsur hayati).
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
B. Kajian Perpustakaan
Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan esensial yang diperlukan oleh tubuh, tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Vitamin yang dapat disintesis oleh tubuh memang ada, namun laju intesisnya kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Meskipun di dalam tubuh vitamin tidak dipergunakan untuk mendapatkan tenaga seperti lemak atau karbohidrat dan juga tidak dipakai sebagai zat pembangun seperti protein, vitamin tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan melalui peranannya sebagai enzim pembantu dalam proses metabolisme. Fungsi khusus berbagai vitamin sangat berbeda antara satu dan yang lain. Oleh karena itu, sulit menyamaratakan fungsi vitamin dalam gizi manusia.
Vitamin dikenal sebagai mikronutrien karena vitamin dibutuhkan pada makanan manusia hanya dalam jumlah miligram atau mikrogram per hari. Vitamin masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Kebutuhan tubuh akan berbagai vitamin tidak sama setiap hari sebab masing-masing vitamin mempunyai fungsi yang berbeda. Jumlah kebutuhan vitamin per hari ada yang dapat ditentukan dengan pasti dan ada yang tidak.
Kebutuhan tubuh akan vitamin B1, misalnya sangat tergantung pada jumlah karbohidrat yang kita makan setiap hari. Semakin banyak jumlah karbohidrat yang kita makan, semakin banyak jumlah vitamin B1 yang kita butuhkan dan sebaliknya. Defisiensi suatu vitamin dapat menimbulkan suatu penyakit. Penyakit akibat kekurangan vitamin ini disebut avitaminsois. Ekarang, vitamin-vitamin telah dapat dibuat secara sintetis sehingga kekurangan salah satu vitamin dari jumlah yang diperlukan dapat ditambahkan dengan makan atau minum vitamin sintetis ini.
Kelebihan salah satu vitamin pada tubuh dalam jumlah yang banyak dikenal dengan istilah hipervitaminosis. Hipervitaminosis vitamin yang larut dalam air tidak berlaku menimbulkan masalah sebab kelebihan vitamin-vitamin jenis ini pada umumnya dibuang ke luar tubuh bersama-sama urine. Lain halnya dengan kelebihan beberapa jenis vitamin yang tidak larut dalam air. Kelebihan vitamin A dan D dalam jumlah besar untuk waktu yang lama, dapat menimbulkan maslaah yang tidak kita harapkan. Oleh karena itu, tablet-tablet bergula dan kapsul-kapsul yang berisi vitamin A atau D dalam dosis tinggi di apotek dimasukkan ke dalam obat daftar G, yang pembeliannya harus menggunakan resep dokter.
Siklus Asam Sitrat pada Metabolisme Karbohidrat, Lipid dan Protein
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siklus asam sitrat (bahasa Inggris: citric acid cycle, tricarboxylic acid cycle, TCA cycle, Krebs cycle, Szent-Györgyi-Krebs cycle) adalah sederetan jenjang reaksi metabolisme pernapasan selular yang terpacu enzim yang terjadi setelah proses glikolisis, dan bersama-sama merupakan pusat dari sekitar 500 reaksi metabolisme yang terjadi di dalam sel. Lintasan katabolisme akan menuju pada lintasan ini dengan membawa molekul kecil untuk diiris guna menghasilkan energi, sedangkan lintasan anabolisme merupakan lintasan yang bercabang keluar dari lintasan ini dengan penyediaan substrat senyawa karbon untuk keperluan biosintesis.
Metabolom dan jenjang reaksi pada siklus ini merupakan hasil karya Albert Szent-Györgyi and Hans Krebs.
Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria, sedangkan pada organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan metabolisme yang berperan dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat, lemak dan protein - menjadi karbon dioksida, air, dalam rangka menghasilkan suatu bentuk energi yang dapat digunakan. Reaksi lain pada lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolisis, oksidasi asam piruvat dan fosforilasi oksidatif.
Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis senyawa organik. Asam sitrat merupakan prekursor dari kolesterol dan asam lemak, asam ketoglutarat-alfa merupakan prekursor dari asam glutamat, purina dan beberapa asam amino, suksinil-KoA merupakan prekursor dari heme dan klorofil, asam oksaloasetat merupakan prekursor dari asam aspartat, purina, pirimidina dan beberapa asam amino.
Siklus asam sitrat dimulai dengan satu molekul asetil-KoA bereaksi dengan satu molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A, dan mendonorkan dua atom karbon yang tersisa dalam bentuk gugus asetil kepada asam oksaloasetat yang memiliki molekul dengan empat atom karbon, hingga menghasilkan asam sitrat dengan enam atom karbon.
B. Kajian Perpustakaan
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna. Sitrat + KoAAsetil KoA + Oksaloasetat + H2O
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siklus asam sitrat (bahasa Inggris: citric acid cycle, tricarboxylic acid cycle, TCA cycle, Krebs cycle, Szent-Györgyi-Krebs cycle) adalah sederetan jenjang reaksi metabolisme pernapasan selular yang terpacu enzim yang terjadi setelah proses glikolisis, dan bersama-sama merupakan pusat dari sekitar 500 reaksi metabolisme yang terjadi di dalam sel. Lintasan katabolisme akan menuju pada lintasan ini dengan membawa molekul kecil untuk diiris guna menghasilkan energi, sedangkan lintasan anabolisme merupakan lintasan yang bercabang keluar dari lintasan ini dengan penyediaan substrat senyawa karbon untuk keperluan biosintesis.
Metabolom dan jenjang reaksi pada siklus ini merupakan hasil karya Albert Szent-Györgyi and Hans Krebs.
Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria, sedangkan pada organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan metabolisme yang berperan dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat, lemak dan protein - menjadi karbon dioksida, air, dalam rangka menghasilkan suatu bentuk energi yang dapat digunakan. Reaksi lain pada lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolisis, oksidasi asam piruvat dan fosforilasi oksidatif.
Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis senyawa organik. Asam sitrat merupakan prekursor dari kolesterol dan asam lemak, asam ketoglutarat-alfa merupakan prekursor dari asam glutamat, purina dan beberapa asam amino, suksinil-KoA merupakan prekursor dari heme dan klorofil, asam oksaloasetat merupakan prekursor dari asam aspartat, purina, pirimidina dan beberapa asam amino.
Siklus asam sitrat dimulai dengan satu molekul asetil-KoA bereaksi dengan satu molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A, dan mendonorkan dua atom karbon yang tersisa dalam bentuk gugus asetil kepada asam oksaloasetat yang memiliki molekul dengan empat atom karbon, hingga menghasilkan asam sitrat dengan enam atom karbon.
B. Kajian Perpustakaan
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna. Sitrat + KoAAsetil KoA + Oksaloasetat + H2O
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
Sifat Antigen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Antigen adalah suatu zat yang mampu memunculkan respons imun; zat asing yang merangsang tubuh untuk mensekresi antibodi tertentu atau untuk memproliferasi sel T yang teraktivitas yang spesifik terhadap antigen yang ada.
Pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Antigen
Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang memacu respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi. Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya respon imun.
2. Letak Antigen
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.
3. Bagian Antigen
Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen atau epitop.
b. Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia ukuran kecil seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil yang dapat bereaksi dengan antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi antibodi.
4. Klasifikasi Antigen
1. Pembagian antigen menurut epitop
a. Unideterminan, univalen : Hanya satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul.
b. Unideterminan, multivalen : Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul.
c. Multideterminan, univalen : Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyaan protein).
d. Multideterminan, multivalen : Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul
2. Pembagian antigen menurut spesifisitas
a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Antigen adalah suatu zat yang mampu memunculkan respons imun; zat asing yang merangsang tubuh untuk mensekresi antibodi tertentu atau untuk memproliferasi sel T yang teraktivitas yang spesifik terhadap antigen yang ada.
Pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Antigen
Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang memacu respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi. Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya respon imun.
2. Letak Antigen
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.
3. Bagian Antigen
Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen atau epitop.
b. Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia ukuran kecil seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil yang dapat bereaksi dengan antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi antibodi.
4. Klasifikasi Antigen
1. Pembagian antigen menurut epitop
a. Unideterminan, univalen : Hanya satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul.
b. Unideterminan, multivalen : Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul.
c. Multideterminan, univalen : Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyaan protein).
d. Multideterminan, multivalen : Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul
2. Pembagian antigen menurut spesifisitas
a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentu
Protein Plasma
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Protein plasma terdiri dari albumin, fraksi-fraksi globulin, fibrinogen (faktor pembekuan darah), dan anti bodi yang sering disebut imunoglobin. Albumin dalam bidang klinik sangat berperan dalam mempertahankan tekanan osmotik intravaskular dalam mencegah terjadinya oedema. Tekanan osmotik intravaskular selalu lebih tinggi 18 mmHg dibandingkan dengan ekstravaskular yang disebut dengan tekanan onkotik. Disamping protein, plasma sebagai antioedema juga berperan dalam pengangkutan materi, seperti asam lemak bebas, bilirubin, da obat-obatan tertentu. Globulin tertentu berperan sebagai antibodi dan membantu proses pembekuan darah karena faktor-faktor pembekuan darah tergolong globulin, seperti fibrinogen dan protrombin.
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling (en:extraction) plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.
B. Kajian Perpustakaan
Kadar protein plasma total pada orang dewasa normal berkisar 7 – 7,5 g/100ml. 3 golongan besar protein plasma yaitu : fibrinogen , albumin dan globulin. Sedangkan protein serum ada 2 yaitu : albumin dan globulin.
Yang termasuk globulin dan glikoprotein diantaranya :
a. Mukoprotein dan glikoprotein
b. Lipoprotein
c. Metal biding protein
d. Gamma globulin atau immunoglobulin (lg) yang dibagi : IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE.
Protein plasma terdiri dari :
a. Albumin
Albumin adalah protein yang ada dalah darah yang diperlukan oleh tubuh untuk memelihara dan memperbaiki jaringan. Selama proses dialysis, albumin dalam darah membantu pembuangan cairan dengan cara menarik cairan yang berlebih dalam jaringan kembali ke dalam darah untuk kemudian disaring oleh ginjal buatan (dialyzer).
Kidney Disease Outcomes Quality Initiative dari National Kidney Foundation merekomendasikan level albumin sama dengan atau lebih tinggi dari 4.0 g/dl.
Makanan dari hewani seperti daging sapi, ikan, ayam, telur, susu mengandung kandungan protein tingkat tinggi. Sedangkan kacang – kacangan, sayur – sayuran mempunyai tingkat kandungan protein lebih rendah.
Beberapa jenis makanan yang mengadung protein seperti susu, yogurt, keju, kacang – kacangan dibatasi dalam konsumsinya untuk pasien dialysis karena mengandung kadar kalium dan phospat yang tinggi.
Apakah ada penyebab lain kekurangan kadar albumin dalam darah selain kurangnya konsumsi makanan yang berprotein tinggi?
Peradangan dan infeksi dapat menyebabkan kadar albumin turun. Infeksi kandung kemih, infeksi pada akses merupakan beberapa contoh yang dapat menurunkan kadar albumin. Sedangkan untuk jenis peradangan adalah arthritis dan Lupus. Selain masalah pada liver dan metabolic acidosis juga dapat menunrunkan kadar albumin dalam darah.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Protein plasma terdiri dari albumin, fraksi-fraksi globulin, fibrinogen (faktor pembekuan darah), dan anti bodi yang sering disebut imunoglobin. Albumin dalam bidang klinik sangat berperan dalam mempertahankan tekanan osmotik intravaskular dalam mencegah terjadinya oedema. Tekanan osmotik intravaskular selalu lebih tinggi 18 mmHg dibandingkan dengan ekstravaskular yang disebut dengan tekanan onkotik. Disamping protein, plasma sebagai antioedema juga berperan dalam pengangkutan materi, seperti asam lemak bebas, bilirubin, da obat-obatan tertentu. Globulin tertentu berperan sebagai antibodi dan membantu proses pembekuan darah karena faktor-faktor pembekuan darah tergolong globulin, seperti fibrinogen dan protrombin.
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling (en:extraction) plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.
B. Kajian Perpustakaan
Kadar protein plasma total pada orang dewasa normal berkisar 7 – 7,5 g/100ml. 3 golongan besar protein plasma yaitu : fibrinogen , albumin dan globulin. Sedangkan protein serum ada 2 yaitu : albumin dan globulin.
Yang termasuk globulin dan glikoprotein diantaranya :
a. Mukoprotein dan glikoprotein
b. Lipoprotein
c. Metal biding protein
d. Gamma globulin atau immunoglobulin (lg) yang dibagi : IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE.
Protein plasma terdiri dari :
a. Albumin
Albumin adalah protein yang ada dalah darah yang diperlukan oleh tubuh untuk memelihara dan memperbaiki jaringan. Selama proses dialysis, albumin dalam darah membantu pembuangan cairan dengan cara menarik cairan yang berlebih dalam jaringan kembali ke dalam darah untuk kemudian disaring oleh ginjal buatan (dialyzer).
Kidney Disease Outcomes Quality Initiative dari National Kidney Foundation merekomendasikan level albumin sama dengan atau lebih tinggi dari 4.0 g/dl.
Makanan dari hewani seperti daging sapi, ikan, ayam, telur, susu mengandung kandungan protein tingkat tinggi. Sedangkan kacang – kacangan, sayur – sayuran mempunyai tingkat kandungan protein lebih rendah.
Beberapa jenis makanan yang mengadung protein seperti susu, yogurt, keju, kacang – kacangan dibatasi dalam konsumsinya untuk pasien dialysis karena mengandung kadar kalium dan phospat yang tinggi.
Apakah ada penyebab lain kekurangan kadar albumin dalam darah selain kurangnya konsumsi makanan yang berprotein tinggi?
Peradangan dan infeksi dapat menyebabkan kadar albumin turun. Infeksi kandung kemih, infeksi pada akses merupakan beberapa contoh yang dapat menurunkan kadar albumin. Sedangkan untuk jenis peradangan adalah arthritis dan Lupus. Selain masalah pada liver dan metabolic acidosis juga dapat menunrunkan kadar albumin dalam darah.
Peran Asam Amino dalam Proses Pembentukan Bahan Tertentu yang Mempunyai Kepentingan Biologis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asam amino merupakan senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Dimana gugus karboksil bersifat asam dan gugus amina bersifat basa. Asam amino menyediakan kebutuhan nitrogen untuk: struktur basa nitrogen DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid); Heme dan struktur lain seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim, dll; asetilkolin dan neurotransmitter lainnya; hormone dan fosfolipid.
Jalur metabolik asam amino diantaranya ialah:
1. Produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, protein yang dikonsumsi serta sintesa asam amino di hati
2. Pengambilan nitrogen dari asam amino
3. Katabolisme asam amino menjadi energy melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino
4. Sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam amino menghasilkan zat amfibolik dimana zat amfibolik ialah suatu senyawa yang masih memerlukan pengolahan lagi. Zat antara metabolic dapat diubah menjadi glukosa. Dari 20 asam amino menghasilkan 7 molekul metabolik. Asam amino yang menghasilkan asetil ko-A atau asetoasetil ko-A disebut asam amino ketogenik. Asam amino ketogenik yaitu leusin dan lisin. Asam amino yang menghasilkan piruvat, α-ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat atau oksaloasetat disebut asam amino glukogenik. Asam amino glukogenik yaitu diantaranya, arginine, histidine, methionine, valine, alanine, aspargine, aspartat, cysteine, glutamate, glutamine, glycine, proline, serine, dan tyrosine. Sedangkan asam amino campuran (antara glukogenik dan ketogenik) yaitu isoleusin, felalanin, triptofan, dan trionin.
Asam amino juga sebagai pembentuk bahan tertentu yang mempunyai kepentingan biologis. Salah satunya adalah Hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kalenjar endokrin dan berfungsi untuk membantu mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan, serta mengatur keseimbangan tubuh. Hormon yang membantu petabolisme tubuh akan mempercepat atau memperlambat untuk mencapai homeostasis tubuh.
B. Kajian Perpustakaan
1. Proses yang Terjadi dalam Metabolisme Asam Amino
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
2. Peran Asam Amino dalam Proses Pembentukan Bahan Tertentu yang Mempunyai Kepentingan Biologis.
Produk khusus dapat berasal dari asam amino itu sendiri, kerangka c atau bagian_dari_asam_amino_itu. Berbagai produk yang penting secara fisiologis dan berasal dari asam amino mencakup heme, purin, pirimidin, hormon, nerutransmiter dan peptide yang biologis-aktif. Selain itu banyak protein mengandung asam amino yang sudah dimodifikasi untuk memenuhi fungsi khusus, seperti pengikatan kalsium,atau sebagai senyawa antara yang bekerja untuk menstabilkan protein, yaitu protein struktural, melalui ikatan silang kovalen berikutnya. Residu asam amino dalam protein tersebut bertindak sebagai residu yang sudah dimodifikasi.
Akhirnya, terdapat molekul peptida kecil atau molekul mirip peptida yang tidak disintesis dalam ribosom yang memiliki fungsi khusus dalam sel. Histamin yang dibentuk melalui dekarboksilasi histidin, memainkan peranan yang penting dalam banyak reaksi alergi. Neurotransmiter spesifik yang berasal dari asam amino mencakup -aminobutirat dari glutamat; 5-hidroksitripitamin (serotinin) dari triptofan; dan dopamin, norepinefrin serta epinefrin dari tirosin. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati berbagai keadaan neurologis dan psikiatris mempengaruhi metabolisme neurotransmiter tersebut diatas.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asam amino merupakan senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Dimana gugus karboksil bersifat asam dan gugus amina bersifat basa. Asam amino menyediakan kebutuhan nitrogen untuk: struktur basa nitrogen DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid); Heme dan struktur lain seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim, dll; asetilkolin dan neurotransmitter lainnya; hormone dan fosfolipid.
Jalur metabolik asam amino diantaranya ialah:
1. Produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, protein yang dikonsumsi serta sintesa asam amino di hati
2. Pengambilan nitrogen dari asam amino
3. Katabolisme asam amino menjadi energy melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino
4. Sintesis protein dari asam-asam amino.
Asam amino menghasilkan zat amfibolik dimana zat amfibolik ialah suatu senyawa yang masih memerlukan pengolahan lagi. Zat antara metabolic dapat diubah menjadi glukosa. Dari 20 asam amino menghasilkan 7 molekul metabolik. Asam amino yang menghasilkan asetil ko-A atau asetoasetil ko-A disebut asam amino ketogenik. Asam amino ketogenik yaitu leusin dan lisin. Asam amino yang menghasilkan piruvat, α-ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat atau oksaloasetat disebut asam amino glukogenik. Asam amino glukogenik yaitu diantaranya, arginine, histidine, methionine, valine, alanine, aspargine, aspartat, cysteine, glutamate, glutamine, glycine, proline, serine, dan tyrosine. Sedangkan asam amino campuran (antara glukogenik dan ketogenik) yaitu isoleusin, felalanin, triptofan, dan trionin.
Asam amino juga sebagai pembentuk bahan tertentu yang mempunyai kepentingan biologis. Salah satunya adalah Hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kalenjar endokrin dan berfungsi untuk membantu mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan, serta mengatur keseimbangan tubuh. Hormon yang membantu petabolisme tubuh akan mempercepat atau memperlambat untuk mencapai homeostasis tubuh.
B. Kajian Perpustakaan
1. Proses yang Terjadi dalam Metabolisme Asam Amino
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
2. Peran Asam Amino dalam Proses Pembentukan Bahan Tertentu yang Mempunyai Kepentingan Biologis.
Produk khusus dapat berasal dari asam amino itu sendiri, kerangka c atau bagian_dari_asam_amino_itu. Berbagai produk yang penting secara fisiologis dan berasal dari asam amino mencakup heme, purin, pirimidin, hormon, nerutransmiter dan peptide yang biologis-aktif. Selain itu banyak protein mengandung asam amino yang sudah dimodifikasi untuk memenuhi fungsi khusus, seperti pengikatan kalsium,atau sebagai senyawa antara yang bekerja untuk menstabilkan protein, yaitu protein struktural, melalui ikatan silang kovalen berikutnya. Residu asam amino dalam protein tersebut bertindak sebagai residu yang sudah dimodifikasi.
Akhirnya, terdapat molekul peptida kecil atau molekul mirip peptida yang tidak disintesis dalam ribosom yang memiliki fungsi khusus dalam sel. Histamin yang dibentuk melalui dekarboksilasi histidin, memainkan peranan yang penting dalam banyak reaksi alergi. Neurotransmiter spesifik yang berasal dari asam amino mencakup -aminobutirat dari glutamat; 5-hidroksitripitamin (serotinin) dari triptofan; dan dopamin, norepinefrin serta epinefrin dari tirosin. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati berbagai keadaan neurologis dan psikiatris mempengaruhi metabolisme neurotransmiter tersebut diatas.
Oksidasi Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang telah diketahui bahwa makhluk hidup memerlukan energy yang digunakan untuk pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul serta transport ion melintasi membrane sel. Organisme akan menggunakan energy tersebut secara efisien untuk proses hidup. Dalam rangka untuk menghasilkan energy, karbohidrat, lipid, asam amino dengan melalui jalur metabolism yang berbeda akan dipecah dan menghasilkan sejumlah molekul pembawa energy yang selanjutnya melalui proses oksidasi biologi.
Senyawa pembawa energy digolongkan menjadi 2, yaitu 1) low energy phosphates-ADP, AMP, glukosa-1 phosphate- yang bertugas menangkap energy bebas dan high energy phosphates (HEP)–kreatin fosfat, ATP, karbamoil fosfat, GTP, fosfoenol piruvat dan CTP- yang membawa energy tinggi untuk diberikan kepada reaksi biokimia. Terdapat tiga sumber utama senyawa HEP dalam konsevasi energy yaitu dari 1) proses glikolisis, 2) siklus asam sitrat, dan 3) fosforilasi oksidatif.
NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs yang terjadi dalam mitokondria akan digunakan dalam reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan molekul pembawa energy melalui proses fosforilasi oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan adanya radikal bebas yang merupakan hasil dari proses oksidasi biologi seperti penuaan dini, keganasan, namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih sulit untuk dijelaskan.
B. Kajian Perpustakaan
1. Definisi
Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran electron dan reduksi sebagai penangkapan electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e (elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ Dengan demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron. Prinsip ini osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. kita ketahui bahwa banyak oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran serta molekul oksigen, misalnya : dehidrogenasi.
Hukum termodinamika I dan II Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua termodinamika: Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang telah diketahui bahwa makhluk hidup memerlukan energy yang digunakan untuk pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul serta transport ion melintasi membrane sel. Organisme akan menggunakan energy tersebut secara efisien untuk proses hidup. Dalam rangka untuk menghasilkan energy, karbohidrat, lipid, asam amino dengan melalui jalur metabolism yang berbeda akan dipecah dan menghasilkan sejumlah molekul pembawa energy yang selanjutnya melalui proses oksidasi biologi.
Senyawa pembawa energy digolongkan menjadi 2, yaitu 1) low energy phosphates-ADP, AMP, glukosa-1 phosphate- yang bertugas menangkap energy bebas dan high energy phosphates (HEP)–kreatin fosfat, ATP, karbamoil fosfat, GTP, fosfoenol piruvat dan CTP- yang membawa energy tinggi untuk diberikan kepada reaksi biokimia. Terdapat tiga sumber utama senyawa HEP dalam konsevasi energy yaitu dari 1) proses glikolisis, 2) siklus asam sitrat, dan 3) fosforilasi oksidatif.
NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs yang terjadi dalam mitokondria akan digunakan dalam reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan molekul pembawa energy melalui proses fosforilasi oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan adanya radikal bebas yang merupakan hasil dari proses oksidasi biologi seperti penuaan dini, keganasan, namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih sulit untuk dijelaskan.
B. Kajian Perpustakaan
1. Definisi
Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran electron dan reduksi sebagai penangkapan electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e (elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ Dengan demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron. Prinsip ini osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. kita ketahui bahwa banyak oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran serta molekul oksigen, misalnya : dehidrogenasi.
Hukum termodinamika I dan II Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua termodinamika: Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati.
Mineral
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Mineral digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg sehari. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur.
Fosfor merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan dengan jumlah lebih kurang 22% dari seluruh mineral yang terdapat dalam tubuh. Di dalam tubuh fosfor berada dalam bentuk kalsium fosfat.
Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Fosfor juga memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Mineral
Mineral merupakan senyawa esensial untuk berbagai proses selular tubuh. Tanpa adanya mineral, tubuh tidak mungkin dapat berfungsi dengan semestinya. Mineral juga berperan penting dalam pembentukkan struktural dari jaringan keras dan lunak, kerja sistem enzim, kontraksi otot dan respon saraf serta dalam pembekuan darah. Seringkali kita tidak asing dengan yang namanya Vitamin.
Mineral berbeda dengan vitamin tetapi keduanya termasuk mikronutrient. Memang seringkali terjadi salah kaprah antara mineral dengan vitamin, dan perbedaannya adalah
a) Mineral adalah unsur inorganik, artinya tetap dapat mempertahankan bentuknya dalam tubuh Anda. Tidak seperti vitamin, mineral tidak dapat hancur oleh panas, asam, udara, atau pun proses pencampuran.
b) Satu unsur mineral tidak dapat berubah menjadi unsur mineral lainnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Mineral digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg sehari. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur.
Fosfor merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan dengan jumlah lebih kurang 22% dari seluruh mineral yang terdapat dalam tubuh. Di dalam tubuh fosfor berada dalam bentuk kalsium fosfat.
Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Fosfor juga memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Mineral
Mineral merupakan senyawa esensial untuk berbagai proses selular tubuh. Tanpa adanya mineral, tubuh tidak mungkin dapat berfungsi dengan semestinya. Mineral juga berperan penting dalam pembentukkan struktural dari jaringan keras dan lunak, kerja sistem enzim, kontraksi otot dan respon saraf serta dalam pembekuan darah. Seringkali kita tidak asing dengan yang namanya Vitamin.
Mineral berbeda dengan vitamin tetapi keduanya termasuk mikronutrient. Memang seringkali terjadi salah kaprah antara mineral dengan vitamin, dan perbedaannya adalah
a) Mineral adalah unsur inorganik, artinya tetap dapat mempertahankan bentuknya dalam tubuh Anda. Tidak seperti vitamin, mineral tidak dapat hancur oleh panas, asam, udara, atau pun proses pencampuran.
b) Satu unsur mineral tidak dapat berubah menjadi unsur mineral lainnya.
Metabolisme Karbohidrat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses metabolisme merupakan perubahan kimiawi yang terjadi dalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Setiap sel terdiri atas protoplasma yang mempunyai kemampuan untuk mengambil O2 dan keperluan lainnya. Di samping itu, juga menyisihkan bahan tertentu sebagai bahan buangan termasuk CO2.
Karbohidrat merupakan satu di antara nutrien utama bagi manusia. Di dalam tubuh dijumpai beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya :
1. Glikolisis anaerob.
Sering dikenal pula sebagai jalur Embden Meyerhof. Jalur oksidasi ini berlangsung tanda adanya oksigen.
2. Glikolisis aerob
Jalur ini berlangsung dengan adanya oksigen.
3. Jalur Glikogenesis dan glikogenolisis
4. Jalur asam glukuronat
5. Jalur HMP-shunt
6. Jalur glukoneogenesis
B. Kajian Perpustakaan
Hidrat arang (karbohidrat) berperan sebagai hasil dari pencernaan dan absorpsi gula serta zat tepung yang ada dalam darah berupa glukosa. Jumlah gula dalam darah normal adalah 100 mg glukosa dalam 1 cc darah. Di dalam tubuh kita terdapat beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya glikolisis anaerob, glikolisis aerob, glikogenesis, glikogenolisis, asam glukuronat, dan glukoneogenesis. Penyimpanan glukosa dalam tubuh terjadi pada hati, otot, dan tulang dalam bentuk glikogen. Glikogen dalam otot digunakan untuk aktivitas otot dan diganti kembali dengan glukosa darah menurut kebutuhan. Glukosa paling mudah dicerna dan diasimilasikan, oleh karena itu dijadikan sebagai makanan tambahan pengganti karbohidrat dari protein dan lemak.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses metabolisme merupakan perubahan kimiawi yang terjadi dalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Setiap sel terdiri atas protoplasma yang mempunyai kemampuan untuk mengambil O2 dan keperluan lainnya. Di samping itu, juga menyisihkan bahan tertentu sebagai bahan buangan termasuk CO2.
Karbohidrat merupakan satu di antara nutrien utama bagi manusia. Di dalam tubuh dijumpai beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya :
1. Glikolisis anaerob.
Sering dikenal pula sebagai jalur Embden Meyerhof. Jalur oksidasi ini berlangsung tanda adanya oksigen.
2. Glikolisis aerob
Jalur ini berlangsung dengan adanya oksigen.
3. Jalur Glikogenesis dan glikogenolisis
4. Jalur asam glukuronat
5. Jalur HMP-shunt
6. Jalur glukoneogenesis
B. Kajian Perpustakaan
Hidrat arang (karbohidrat) berperan sebagai hasil dari pencernaan dan absorpsi gula serta zat tepung yang ada dalam darah berupa glukosa. Jumlah gula dalam darah normal adalah 100 mg glukosa dalam 1 cc darah. Di dalam tubuh kita terdapat beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya glikolisis anaerob, glikolisis aerob, glikogenesis, glikogenolisis, asam glukuronat, dan glukoneogenesis. Penyimpanan glukosa dalam tubuh terjadi pada hati, otot, dan tulang dalam bentuk glikogen. Glikogen dalam otot digunakan untuk aktivitas otot dan diganti kembali dengan glukosa darah menurut kebutuhan. Glukosa paling mudah dicerna dan diasimilasikan, oleh karena itu dijadikan sebagai makanan tambahan pengganti karbohidrat dari protein dan lemak.
Metabolisme Asam Amino
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.
B. Kajian Perpustakaan
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme asam amino terdiri dari 4 bagian yaitu
1. Katabolisme asam amino
Katabolisme asam amino terbagi menjadi beberapa tahap yaitu :
Katabolisme atom N
Transaminasi
Asam amino esensial tidak dapt dibuat oleh tubuh tetapi harus diperoleh dari makanan sebaliknya asam amino nonesensial dapat dibuat oleh tubuh sepanjang tersedia cukup nitrogen.dengan cara memindahkan gugus amino dari suatu asama mino ke asam keto sehingga menghasilkan asam amino baru dan satu asam keto.dengan cara ini sel hati dapat mensintesis berbagai asam amino nonesensial.proses transminase membutuhkan koenzim NAD (niasin) PLP (vitamin B ), THF(asam folat)dan vitamin B .
Deaminasi Oksidatif
Jika asam amino digunakan sebagai sumber energy untuk membentuk lemak tubuh terlebih dahulu mengalami deaminasi yang menghasilkan asam keto dan amoniak.amoniak merupakan basa yang bersifat racun jika berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam basa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.
B. Kajian Perpustakaan
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme asam amino terdiri dari 4 bagian yaitu
1. Katabolisme asam amino
Katabolisme asam amino terbagi menjadi beberapa tahap yaitu :
Katabolisme atom N
Transaminasi
Asam amino esensial tidak dapt dibuat oleh tubuh tetapi harus diperoleh dari makanan sebaliknya asam amino nonesensial dapat dibuat oleh tubuh sepanjang tersedia cukup nitrogen.dengan cara memindahkan gugus amino dari suatu asama mino ke asam keto sehingga menghasilkan asam amino baru dan satu asam keto.dengan cara ini sel hati dapat mensintesis berbagai asam amino nonesensial.proses transminase membutuhkan koenzim NAD (niasin) PLP (vitamin B ), THF(asam folat)dan vitamin B .
Deaminasi Oksidatif
Jika asam amino digunakan sebagai sumber energy untuk membentuk lemak tubuh terlebih dahulu mengalami deaminasi yang menghasilkan asam keto dan amoniak.amoniak merupakan basa yang bersifat racun jika berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam basa.
Hubungan Sistem Imun dengan Beberapa Kelainan dalam Klinik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti diketahui sistim imun adalah berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangkaian mikroorganisme. Imun juga merupakan contoh aktifitas biologis yang kompleks. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi.
Ada kecenderungan untuk membagi sistim imun sesuai dengan komponennnya dan hal tersebut memang diperlukan untuk dapat lebih mendalami fungsi sistm imun tanpa mengesampingkan hubungan antara komponen. Sistim imun dalam tubuh mampu untuki mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing sampai dengan pembedaan benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh sendiri (non self). Komponen tubuh yang berhubungan dengan system vaskular serta sistim limfoid pada masa perinatal akan dikenal dengan sistim imun dan disebut sebagai self.
B. Kajian Perpustakaan
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit.
Terdapat dua macam kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan waktu paruh imunoglobulin lainnya lebih pendek.
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik.
Tujuan utama sistem imun adalah untuk mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia seperti pada imunisasi cacar. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis-jenis penyakit yang transmisinya bergantung kepada manusia, seperti misalnya penyakit difteria. Agar dapat lebih mudah memahami mengenai proses imunologik yang terjadi pada vaksinasi maka terlebih dahulu perlu diketahui tentang respons imun dan mekanisme pertahanan tubuh (lihat juga bab tentang respons imun).
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun, yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.
• Respons imun primer Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun sekunder
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti diketahui sistim imun adalah berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangkaian mikroorganisme. Imun juga merupakan contoh aktifitas biologis yang kompleks. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi.
Ada kecenderungan untuk membagi sistim imun sesuai dengan komponennnya dan hal tersebut memang diperlukan untuk dapat lebih mendalami fungsi sistm imun tanpa mengesampingkan hubungan antara komponen. Sistim imun dalam tubuh mampu untuki mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing sampai dengan pembedaan benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh sendiri (non self). Komponen tubuh yang berhubungan dengan system vaskular serta sistim limfoid pada masa perinatal akan dikenal dengan sistim imun dan disebut sebagai self.
B. Kajian Perpustakaan
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit.
Terdapat dua macam kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan waktu paruh imunoglobulin lainnya lebih pendek.
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik.
Tujuan utama sistem imun adalah untuk mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia seperti pada imunisasi cacar. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis-jenis penyakit yang transmisinya bergantung kepada manusia, seperti misalnya penyakit difteria. Agar dapat lebih mudah memahami mengenai proses imunologik yang terjadi pada vaksinasi maka terlebih dahulu perlu diketahui tentang respons imun dan mekanisme pertahanan tubuh (lihat juga bab tentang respons imun).
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun, yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.
• Respons imun primer Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun sekunder
HEME
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang salah satu bagian dari mata kuliah biokimia yaitu heme. makalah ini sengaja dibuat untuk menambah pengetahuan tentang heme dan menambah referensi guna keperluan belajar mengajar di kelas / kampus. Penting nya pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan tentang biokimia “ heme “ adalah merupakan kebutuhan mahasiswa dalam mencapai dan memperoleh ilmu yang lengkap selama masa perkuliahan.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Heme
Sebuah heme ( Amerika Inggris ) atau haem ( Inggris Bahasa Inggris ) adalah kelompok prostetik yang terdiri dari besi atom yang terkandung di pusat besar heterosiklik cincin organik disebut porfirin .Tidak semua porphyrins mengandung zat besi, tapi sebagian besar mengandung porfirin metalloproteins memiliki prostetik heme sebagai kelompok mereka; ini dikenal sebagai hemoproteins.
Heme adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi yang terdapat di tengah-tengah cincin organik heterosiklik yang luas yang disebut porfirin. Tidak semua porfirin mengandung besi, tapi fraksi metalloprotein yang mengandung porfirin memiliki heme sebagai gugus protetiknya; ini kemudian dikenal sebagai hemoprotein. Heme banyak dikenal dalam perannya sebagai komponen Hemoglobin, namun heme juga merupakan komponen dari sejumlah hemoprotein lainnya.
2. Fungsi Heme
Hemoproteins memiliki fungsi biologis yang beragam termasuk transportasi gas diatomik, kimia katalisis , deteksi gas diatomik, dan transfer elektron. Besi heme berfungsi sebagai sumber atau tenggelam elektron selama transfer elektron atau kimia redoks. Dalam peroksidase reaksi, itu porfirin molekul juga berfungsi sebagai sumber elektron. Dalam transportasi atau deteksi gas diatomik, gas mengikat besi heme. Selama deteksi gas diatomik, pengikatan gas ligan ke besi heme induces perubahan konformasi dalam protein sekitarnya.
Telah berspekulasi bahwa fungsi evolusi asli hemoproteins adalah transfer elektron dalam primitif belerang berbasis fotosintesis jalur di leluhur cyanobacteria sebelum munculnya oksigen molekuler.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang salah satu bagian dari mata kuliah biokimia yaitu heme. makalah ini sengaja dibuat untuk menambah pengetahuan tentang heme dan menambah referensi guna keperluan belajar mengajar di kelas / kampus. Penting nya pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan tentang biokimia “ heme “ adalah merupakan kebutuhan mahasiswa dalam mencapai dan memperoleh ilmu yang lengkap selama masa perkuliahan.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Heme
Sebuah heme ( Amerika Inggris ) atau haem ( Inggris Bahasa Inggris ) adalah kelompok prostetik yang terdiri dari besi atom yang terkandung di pusat besar heterosiklik cincin organik disebut porfirin .Tidak semua porphyrins mengandung zat besi, tapi sebagian besar mengandung porfirin metalloproteins memiliki prostetik heme sebagai kelompok mereka; ini dikenal sebagai hemoproteins.
Heme adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi yang terdapat di tengah-tengah cincin organik heterosiklik yang luas yang disebut porfirin. Tidak semua porfirin mengandung besi, tapi fraksi metalloprotein yang mengandung porfirin memiliki heme sebagai gugus protetiknya; ini kemudian dikenal sebagai hemoprotein. Heme banyak dikenal dalam perannya sebagai komponen Hemoglobin, namun heme juga merupakan komponen dari sejumlah hemoprotein lainnya.
2. Fungsi Heme
Hemoproteins memiliki fungsi biologis yang beragam termasuk transportasi gas diatomik, kimia katalisis , deteksi gas diatomik, dan transfer elektron. Besi heme berfungsi sebagai sumber atau tenggelam elektron selama transfer elektron atau kimia redoks. Dalam peroksidase reaksi, itu porfirin molekul juga berfungsi sebagai sumber elektron. Dalam transportasi atau deteksi gas diatomik, gas mengikat besi heme. Selama deteksi gas diatomik, pengikatan gas ligan ke besi heme induces perubahan konformasi dalam protein sekitarnya.
Telah berspekulasi bahwa fungsi evolusi asli hemoproteins adalah transfer elektron dalam primitif belerang berbasis fotosintesis jalur di leluhur cyanobacteria sebelum munculnya oksigen molekuler.
Enzim dan Koenzim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator reaksi-reaksi biokimia pada makhluk biologi. Zat-zat yang diuraikan oleh reaksi disebut substrat, dan yang baru terbentuk dari reaksi disebut produk. Spesifisitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya, dan enzim mempercepat reaksi kimia spesifik tanpa pemebntukan produk samping. Enzim ini bekerja dalam cairan larutan encer, suhu dan pH yang sesuai dengan kondisi fisiologis biologis. Melalui aktifitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik sehingga menghasilkan hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda, semuanya mengacu untuk menunjang kehidupan. Enzim merupakan suatu protein maka sintesisnya dalam tubuh di atur dan dikendalikan oleh sistem gentik, seperti halnya dengan sintesis protein pada umumnya.
Enzim dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.
B. Kajian Perpustakaan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Kekurangan atau kelebihan enzim dalam tubuh dapat diukur melalui serum, sel darah, cairan sperma, cairan otak, dan tubuh lainnya. Mengukur jumlah enzim secara kuantitatif sulit dilakukan karena jumlahnya yang sangat sedikit, umumnya yang diukur adalah aktivitasnya. Untuk mengukur aktivitas enzim tertentu, digunakan substrat yang sesuai.
Struktur dan Daya Kerja
Struktur kimia enzim tergolong protein atau proteida. Telah ditemukan beberapa ratus enzim yang didapatkan melalui kristalisasi. Kristal enzim yang pertama didapat adalah urease pada tahun 1926 oleh Sumner. Pada tahun-tahun terakhir telah diisolasi enzim ribonuklease dan diketahui strukturnya secara lengkap sampai urutan-urutannya. Ada dua komponen enzim, yaitu :
1. Protein sebagai pembawa yang disebut apoenzim.
2. Gugus sebagai pembawa sifat katalitiknya disebut koenzim.
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator reaksi-reaksi biokimia pada makhluk biologi. Zat-zat yang diuraikan oleh reaksi disebut substrat, dan yang baru terbentuk dari reaksi disebut produk. Spesifisitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya, dan enzim mempercepat reaksi kimia spesifik tanpa pemebntukan produk samping. Enzim ini bekerja dalam cairan larutan encer, suhu dan pH yang sesuai dengan kondisi fisiologis biologis. Melalui aktifitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik sehingga menghasilkan hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda, semuanya mengacu untuk menunjang kehidupan. Enzim merupakan suatu protein maka sintesisnya dalam tubuh di atur dan dikendalikan oleh sistem gentik, seperti halnya dengan sintesis protein pada umumnya.
Enzim dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim.
B. Kajian Perpustakaan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Kekurangan atau kelebihan enzim dalam tubuh dapat diukur melalui serum, sel darah, cairan sperma, cairan otak, dan tubuh lainnya. Mengukur jumlah enzim secara kuantitatif sulit dilakukan karena jumlahnya yang sangat sedikit, umumnya yang diukur adalah aktivitasnya. Untuk mengukur aktivitas enzim tertentu, digunakan substrat yang sesuai.
Struktur dan Daya Kerja
Struktur kimia enzim tergolong protein atau proteida. Telah ditemukan beberapa ratus enzim yang didapatkan melalui kristalisasi. Kristal enzim yang pertama didapat adalah urease pada tahun 1926 oleh Sumner. Pada tahun-tahun terakhir telah diisolasi enzim ribonuklease dan diketahui strukturnya secara lengkap sampai urutan-urutannya. Ada dua komponen enzim, yaitu :
1. Protein sebagai pembawa yang disebut apoenzim.
2. Gugus sebagai pembawa sifat katalitiknya disebut koenzim.
Untuk Selengkapnya Download Here
Efek Metabolisme Asam Amino
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metabolisme merupakan kegiatan terpenting dalam tubuh, Metabolisme terjadi pada saat menit pertama makanan masuk ke perut dan pencernaan dimulai. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan kelenjar tiroid membantu dalam pemecahan makanan yang dicerna menjadi zat lebih sederhana. Zat-zat sederhana diserap oleh sel-sel tubuh dan membantu dalam pelepasan energi dan melaksanakan proses lain dalam tubuh, seperti penyembuhan luka, pengaturan suhu tubuh, pembentukan sel-sel baru, membuang racun dari tubuh, dan sebagainya.
Namun ada saatnya proses metabolisme menjadi terganggu, gangguan metabolisme bisa saja terjadi karena kelainan genetik atau penyakit. Gangguan metabolisme karena kelainan genetik sangatlah langka hanya terjadi pada 1 dari sekitar 1000-2500. Bila gangguan metabolisme terjadi, maka fungsi normal tubuh juga akan terganggu dan menyebabkan masalah kesehatan.
B. Kajian Perpustakaan
Metabolisme adalah proses alami tubuh itu melakukan sepanjang hari dan cara tubuh menggunakan energi tergantung pada tingkat metabolisme. Asam amino membantu dalam sintesis makanan dan itulah mengapa mereka dapat memiliki efek besar pada metabolisme. Ada beberapa asam amino mempengaruhi metabolisme dan beberapa yang paling penting adalah triptofan, fenilalanin, dan treonin antara lain. Semua asam amino yang dibuat dalam hati dan mereka dikeluarkan bersama dengan insulin untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap orang membutuhkan tingkat metabolisme yang tinggi untuk mencerna makanan dan kemudian mengubah makanan yang dicerna menjadi energi.
Seseorang yang memiliki tingkat metabolisme yang rendah akan sering menjadi gemuk, yang mengarah ke berbagai masalah kesehatan lainnya. Seseorang yang memiliki tingkat metabolisme yang berlebihan akan perlu makan lebih banyak protein sebagai atau tubuhnya cenderung menggunakan lebih banyak energi. Ada beberapa asam amino dalam hati seperti arginin dan fenilalanin yang dibutuhkan oleh tubuh karena berbagai alasan lain dari sekadar sintesis.
Jika ada ketidakberesan dalam pengolahan asam amino, yang dapat turun-temurun, maka sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap mereka. Jenis gangguan ini menyebabkan gejala awal dan menyebabkan penyakit yang lebih parah. Salah satu gejala awal akan berkurang metabolisme pada seseorang. Jenis gangguan ini bahkan dapat diidentifikasi dalam bayi yang baru lahir Karena penyakit ini membuat gejala sedini mungkin di kehidupan, bayi baru lahir secara rutin diskrining dalam beberapa kali.
Di Amerika Serikat, bayi baru lahir secara umum diskrining untuk phenylketonuria, penyakit air kencing sirop maple, homocystinuria, tyrosinemia, dan sejumlah penyakit keturuanan lainnya, walaupun skrining bervariasi dari setiap negara. Phenylketonuria (PKU) adalah kelainan yang disebabkan pembentukan asam amino phenylalanine, yang merupakan asam amino esensial yang tidak bias disintesa oleh tubuh tetapi ada pada makanan. Kelebihan phenylalanine biasanya terubah ke tyrosine, asam amino lain, dan disisihkan dari tubuh. Tanpa enzim yang mengubahnya ke tyrosine, phenylalanine menjadi lebih berkembang di darah dan menjadi racun di otak, menyebabkan keterlambatan mental. PKU terjadi pada hampir semua kelompok etnik.
Jika PKU terjadi dalam keluarga dan DNA bisa dijumpai dari seorang anggota keluarga terkena, pengambilan cairan amniotik atau pengambilan contoh chorionic villus dengan analisa DNA bisa dilakukan untuk memutuskan apakah janin mempunyai kelainan. Kebanyakan terjadi pada bayi baru lahir yang dideteksi selama tes skrining rutin. Bayi baru lahir dengan PKU jarang mempunyai gejala segera, walaupun kadang-kadang seorang bayi mengantuk atau makan dengan kurang baik. Jika tidak diobati, bayi terkena secara progresif menjadi keterbelakangan mental pada tahun pertama hidup mereka, yang akhirnya menjadi parah. Gejala lain termasuk pusing, mual dan muntah, bercak seperti eksim, kulit tipis dan rambut dibandingkan anggota keluarga mereka, agresif atau berprilaku membahayan dirinya, hiperaktif, dan kadang-kadang mengalami gejala psikiatrik. Anak yang tak diobati sering mengeluarkan bau tubuh dan air kencing "mousy" akibat hasil sampingan phenylalanine (phenylacetic asam) di air kencing dan keringat mereka. Untuk mencegah keterbelakangan mental, pemasukan phenylalanine harus dibatasi (tetapi tidak dihilangkan secara keseluruhan karena orang memerlukan beberapa phenylalanine untuk hidup) di mulai pada beberapa minggu pertama kehidupan. Karena semua sumber alami protein mengandung terlalu banyak phenylalanine untuk anak dengan PKU, sehingga anak tidak boleh makan daging, susu, atau makanan lain yang berisi protein. Malahan, mereka harus makan jenis phenylalanine-yang bukan dari makanan, terutama buatan. Makanan alami yang proteinnya rendah, seperti buah-buahan, sayur, dan tanaman biji-bijian tertentu dengan jumlah yang dibatasi, bisa dimakan.
Untuk Selengkapnya Download DI SINI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metabolisme merupakan kegiatan terpenting dalam tubuh, Metabolisme terjadi pada saat menit pertama makanan masuk ke perut dan pencernaan dimulai. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan kelenjar tiroid membantu dalam pemecahan makanan yang dicerna menjadi zat lebih sederhana. Zat-zat sederhana diserap oleh sel-sel tubuh dan membantu dalam pelepasan energi dan melaksanakan proses lain dalam tubuh, seperti penyembuhan luka, pengaturan suhu tubuh, pembentukan sel-sel baru, membuang racun dari tubuh, dan sebagainya.
Namun ada saatnya proses metabolisme menjadi terganggu, gangguan metabolisme bisa saja terjadi karena kelainan genetik atau penyakit. Gangguan metabolisme karena kelainan genetik sangatlah langka hanya terjadi pada 1 dari sekitar 1000-2500. Bila gangguan metabolisme terjadi, maka fungsi normal tubuh juga akan terganggu dan menyebabkan masalah kesehatan.
B. Kajian Perpustakaan
Metabolisme adalah proses alami tubuh itu melakukan sepanjang hari dan cara tubuh menggunakan energi tergantung pada tingkat metabolisme. Asam amino membantu dalam sintesis makanan dan itulah mengapa mereka dapat memiliki efek besar pada metabolisme. Ada beberapa asam amino mempengaruhi metabolisme dan beberapa yang paling penting adalah triptofan, fenilalanin, dan treonin antara lain. Semua asam amino yang dibuat dalam hati dan mereka dikeluarkan bersama dengan insulin untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap orang membutuhkan tingkat metabolisme yang tinggi untuk mencerna makanan dan kemudian mengubah makanan yang dicerna menjadi energi.
Seseorang yang memiliki tingkat metabolisme yang rendah akan sering menjadi gemuk, yang mengarah ke berbagai masalah kesehatan lainnya. Seseorang yang memiliki tingkat metabolisme yang berlebihan akan perlu makan lebih banyak protein sebagai atau tubuhnya cenderung menggunakan lebih banyak energi. Ada beberapa asam amino dalam hati seperti arginin dan fenilalanin yang dibutuhkan oleh tubuh karena berbagai alasan lain dari sekadar sintesis.
Jika ada ketidakberesan dalam pengolahan asam amino, yang dapat turun-temurun, maka sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap mereka. Jenis gangguan ini menyebabkan gejala awal dan menyebabkan penyakit yang lebih parah. Salah satu gejala awal akan berkurang metabolisme pada seseorang. Jenis gangguan ini bahkan dapat diidentifikasi dalam bayi yang baru lahir Karena penyakit ini membuat gejala sedini mungkin di kehidupan, bayi baru lahir secara rutin diskrining dalam beberapa kali.
Di Amerika Serikat, bayi baru lahir secara umum diskrining untuk phenylketonuria, penyakit air kencing sirop maple, homocystinuria, tyrosinemia, dan sejumlah penyakit keturuanan lainnya, walaupun skrining bervariasi dari setiap negara. Phenylketonuria (PKU) adalah kelainan yang disebabkan pembentukan asam amino phenylalanine, yang merupakan asam amino esensial yang tidak bias disintesa oleh tubuh tetapi ada pada makanan. Kelebihan phenylalanine biasanya terubah ke tyrosine, asam amino lain, dan disisihkan dari tubuh. Tanpa enzim yang mengubahnya ke tyrosine, phenylalanine menjadi lebih berkembang di darah dan menjadi racun di otak, menyebabkan keterlambatan mental. PKU terjadi pada hampir semua kelompok etnik.
Jika PKU terjadi dalam keluarga dan DNA bisa dijumpai dari seorang anggota keluarga terkena, pengambilan cairan amniotik atau pengambilan contoh chorionic villus dengan analisa DNA bisa dilakukan untuk memutuskan apakah janin mempunyai kelainan. Kebanyakan terjadi pada bayi baru lahir yang dideteksi selama tes skrining rutin. Bayi baru lahir dengan PKU jarang mempunyai gejala segera, walaupun kadang-kadang seorang bayi mengantuk atau makan dengan kurang baik. Jika tidak diobati, bayi terkena secara progresif menjadi keterbelakangan mental pada tahun pertama hidup mereka, yang akhirnya menjadi parah. Gejala lain termasuk pusing, mual dan muntah, bercak seperti eksim, kulit tipis dan rambut dibandingkan anggota keluarga mereka, agresif atau berprilaku membahayan dirinya, hiperaktif, dan kadang-kadang mengalami gejala psikiatrik. Anak yang tak diobati sering mengeluarkan bau tubuh dan air kencing "mousy" akibat hasil sampingan phenylalanine (phenylacetic asam) di air kencing dan keringat mereka. Untuk mencegah keterbelakangan mental, pemasukan phenylalanine harus dibatasi (tetapi tidak dihilangkan secara keseluruhan karena orang memerlukan beberapa phenylalanine untuk hidup) di mulai pada beberapa minggu pertama kehidupan. Karena semua sumber alami protein mengandung terlalu banyak phenylalanine untuk anak dengan PKU, sehingga anak tidak boleh makan daging, susu, atau makanan lain yang berisi protein. Malahan, mereka harus makan jenis phenylalanine-yang bukan dari makanan, terutama buatan. Makanan alami yang proteinnya rendah, seperti buah-buahan, sayur, dan tanaman biji-bijian tertentu dengan jumlah yang dibatasi, bisa dimakan.
Untuk Selengkapnya Download DI SINI
Dasar Imunologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen misalnya bakteri, virus, fungi, protozoa dan parasit yang dpaat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia memiliki suatu sistem yang disebut sistem imun, yang berfungsi melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen. Sistem ini bergantung pada kemampuannya untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan memiliki kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh misalnya dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, sistem saluran cerna dan organ lain.
Rangsangan terhadap sel terjadi apabila di dalam tubuh masuk suatu zat yang lain oleh sel atau jaringan dianggap asing dari zat yang berasal dari tubuh sendiri. Pada beberapa keadaan patologik, sistem imun ini tidak dapat membedakan zat asing dari tubuh sendiri sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut auto antibodi.
B. Kajian Perpustakaan
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
Fungsi sistem imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Sasaran utama: bakteri patogen & virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen misalnya bakteri, virus, fungi, protozoa dan parasit yang dpaat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia memiliki suatu sistem yang disebut sistem imun, yang berfungsi melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen. Sistem ini bergantung pada kemampuannya untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan memiliki kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh misalnya dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, sistem saluran cerna dan organ lain.
Rangsangan terhadap sel terjadi apabila di dalam tubuh masuk suatu zat yang lain oleh sel atau jaringan dianggap asing dari zat yang berasal dari tubuh sendiri. Pada beberapa keadaan patologik, sistem imun ini tidak dapat membedakan zat asing dari tubuh sendiri sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut auto antibodi.
B. Kajian Perpustakaan
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
Fungsi sistem imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Sasaran utama: bakteri patogen & virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
Untuk Selengkapnya Download Here
Darah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Darah merupakan cairan ekstra sel yang mengisi saluran kardiovasular. Bagian darah yang terpenting adalah hemoglobin yang merupakan suatu pigmen protein. Heme merupakan pigmen yang berwarna merah dan globin merupakan suatu polipeptida (protein). Fungsi vital darah adalah mengangkut oksigen untuk pernafasan sel. Tanpa oksigen tidak akan terbentuk energi (ATP) dalam mitokondria. Di paru-paru akan terjadi proses oksigenasi da akan terbentuk Hb02. Pada jaringan, oksigen dilepaskan dan hemoglobin akan mengikat H maka akan terbentuk HHb yang berwarna lebih gelap dari Hb02 (oksi Hb). Globin adalah suatu protein uang squensinay (susunan) asam aminonya bervariasi sesuai dengan jenis hemoglobin.
Serum merupakan cairan darah setelah darah membeku, sedangkan plasma adalah cairan darah. Agar darah tidak membeku, dapat ditambahkan antikoagulan. Jadi, serum tidak lagi mengandung fibrinogen, sedangkan plasma masih mengandung fibrinogen.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Darah merupakan cairan ekstra sel yang mengisi saluran kardiovasular. Bagian darah yang terpenting adalah hemoglobin yang merupakan suatu pigmen protein. Heme merupakan pigmen yang berwarna merah dan globin merupakan suatu polipeptida (protein). Fungsi vital darah adalah mengangkut oksigen untuk pernafasan sel. Tanpa oksigen tidak akan terbentuk energi (ATP) dalam mitokondria. Di paru-paru akan terjadi proses oksigenasi da akan terbentuk Hb02. Pada jaringan, oksigen dilepaskan dan hemoglobin akan mengikat H maka akan terbentuk HHb yang berwarna lebih gelap dari Hb02 (oksi Hb). Globin adalah suatu protein uang squensinay (susunan) asam aminonya bervariasi sesuai dengan jenis hemoglobin.
Serum merupakan cairan darah setelah darah membeku, sedangkan plasma adalah cairan darah. Agar darah tidak membeku, dapat ditambahkan antikoagulan. Jadi, serum tidak lagi mengandung fibrinogen, sedangkan plasma masih mengandung fibrinogen.
B. Kajian Perpustakaan
1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Aspek Kimia Dalam Tubuh Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tubuh kita terdiri dari sel-sel, tenunan-tenunan, dan alat-alat atau organ-organ. Bagian-bagian itu sendiri seluruhnya terdiri atas unsur-unsur kimia yang banyak macamnya. Unsur-unsur kimia ini berkelompok-kelompok menjadi satu, bercampur, bereaksi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi dengan rapi. Kombinasi yang demikian ini sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam macamnya. Dengan demikian, unsur-unsur kimialah yang sebenarnya merupakan batu-batu bangunan dasar bagi tubuh kita.
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, sampai pembungkus produk – produk telah menggunakan bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan – bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari - hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari – hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.
Berbagai polusi di sekitar kita merupakan berbagai akibat dari bahan – bahan kimia yang kita gunakan, dari polusi udara yang disebabkan oleh berbagai gas yang menyebabkan polusi, bermacam pupuk yang digunakan para petani kita juga menyababkan polusi tanah.
Kita sebagai manusia mempunyai tugas untuk melestarikan alam ini. Kita harus bisa memanfaatkan alam ini dengan seimbang agar tidak merusak alam, alam menyediakan kebutuhan manusia dari mulai makanan, energi, dan berbagai barang yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari – hari.
B. Kajian Perpustakaan
Aspek Kimia Dalam Tubuh Manusia mencakup :
1. Senyawa kimia dalam jasad kehidupan
Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Murray dkk. (2003) mendefinisikan biokimia sebagai “ilmu pengetahuan yang mempelajari dasar kimia kehidupan”. Dalam hal ini, menurut Bahasa Yunani, bios berarti kehidupan.
2. Sel sebagai pusat perhatian dalam biokimia
Mengingat sel merupakan unit struktural kehidupan, maka biokimia memiliki definisi fungsional yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-unsur kimia pembentuk sel hidup dan dengan reaksi serta proses yang dijalaninya. Sebagai contoh, dinding sel yang tersusun atas molekul-molekul fosfolipid, protein serta karbohidrat. Contoh lainnya adalah di dalam sitoplasma sel terjadi pemecahan molekul glukosa menjadi piruvat untuk menghasilkan energi. Yang lebih khusus lagi, di dalam mitokondria terjadi reaksi-reaksi metabolik di antaranya siklus Krebs, oksidasi asam lemak, oksidasi piruvat, metabolism asam-asam amino serta masih banyak lagi. Pendeknya, berbagai peristiwa biokimiawi berhubungan dengan sel. Oleh karena itu cakupan biokimia sangat luas meliputi biologi sel, biologi molekuler serta genetika molekuler.
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tubuh kita terdiri dari sel-sel, tenunan-tenunan, dan alat-alat atau organ-organ. Bagian-bagian itu sendiri seluruhnya terdiri atas unsur-unsur kimia yang banyak macamnya. Unsur-unsur kimia ini berkelompok-kelompok menjadi satu, bercampur, bereaksi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi dengan rapi. Kombinasi yang demikian ini sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam macamnya. Dengan demikian, unsur-unsur kimialah yang sebenarnya merupakan batu-batu bangunan dasar bagi tubuh kita.
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, sampai pembungkus produk – produk telah menggunakan bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan – bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari - hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari – hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.
Berbagai polusi di sekitar kita merupakan berbagai akibat dari bahan – bahan kimia yang kita gunakan, dari polusi udara yang disebabkan oleh berbagai gas yang menyebabkan polusi, bermacam pupuk yang digunakan para petani kita juga menyababkan polusi tanah.
Kita sebagai manusia mempunyai tugas untuk melestarikan alam ini. Kita harus bisa memanfaatkan alam ini dengan seimbang agar tidak merusak alam, alam menyediakan kebutuhan manusia dari mulai makanan, energi, dan berbagai barang yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari – hari.
B. Kajian Perpustakaan
Aspek Kimia Dalam Tubuh Manusia mencakup :
1. Senyawa kimia dalam jasad kehidupan
Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Murray dkk. (2003) mendefinisikan biokimia sebagai “ilmu pengetahuan yang mempelajari dasar kimia kehidupan”. Dalam hal ini, menurut Bahasa Yunani, bios berarti kehidupan.
2. Sel sebagai pusat perhatian dalam biokimia
Mengingat sel merupakan unit struktural kehidupan, maka biokimia memiliki definisi fungsional yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-unsur kimia pembentuk sel hidup dan dengan reaksi serta proses yang dijalaninya. Sebagai contoh, dinding sel yang tersusun atas molekul-molekul fosfolipid, protein serta karbohidrat. Contoh lainnya adalah di dalam sitoplasma sel terjadi pemecahan molekul glukosa menjadi piruvat untuk menghasilkan energi. Yang lebih khusus lagi, di dalam mitokondria terjadi reaksi-reaksi metabolik di antaranya siklus Krebs, oksidasi asam lemak, oksidasi piruvat, metabolism asam-asam amino serta masih banyak lagi. Pendeknya, berbagai peristiwa biokimiawi berhubungan dengan sel. Oleh karena itu cakupan biokimia sangat luas meliputi biologi sel, biologi molekuler serta genetika molekuler.
Untuk Selengkapnya Download Here
Jumat, 22 Juni 2012
Panasnya Api Neraka
PANASNYA API NERAKA
Assalamu’alaikum wr.wb
Hadirin yang di rahmati Allah swt,
Sebelum mengawali pembicaraan ini, marilah kita bersama-sama menyanjungkan puja dan puji syukur kita kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita sehingga kita masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia ini, kita masih di berikan kenikmatan yang begitu besar yang Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa merasakan kenikmatan jasmani dan rohani, subhanallah… nikmat yang Allah berikan kepada kita jelas tiada terhitungkan…
Solawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Habibanna Muhammad SAW, karena beliaulah penyelamat umat, karena beliaulah suri tauladan dalam kehidupan ini. Dan semoga mkita menjadi umatnya yang senantiasa setia kepada ajran dan sunahnya. Amiiin….
Hadirin yang budiman…..
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul, “Panasnya Siksa Api Neraka”
Assalamu’alaikum wr.wb
Hadirin yang di rahmati Allah swt,
Sebelum mengawali pembicaraan ini, marilah kita bersama-sama menyanjungkan puja dan puji syukur kita kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita sehingga kita masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia ini, kita masih di berikan kenikmatan yang begitu besar yang Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa merasakan kenikmatan jasmani dan rohani, subhanallah… nikmat yang Allah berikan kepada kita jelas tiada terhitungkan…
Solawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Habibanna Muhammad SAW, karena beliaulah penyelamat umat, karena beliaulah suri tauladan dalam kehidupan ini. Dan semoga mkita menjadi umatnya yang senantiasa setia kepada ajran dan sunahnya. Amiiin….
Hadirin yang budiman…..
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul, “Panasnya Siksa Api Neraka”
Hubungan Antar Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnyamempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi daripada hubungan kemanusiaan. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnyasaja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2. Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3. Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4. Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5. Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnyamempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi daripada hubungan kemanusiaan. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnyasaja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2. Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3. Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4. Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5. Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?
Untuk Selengkapnya Download Here
Kedaruratan Kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka kematian ibu di Indonesia menempati urutan pertama di Negara kawasan Asia Tenggara yaitu 307/100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi juga masih tinggi yaitu 35/1000 kelahiran hidup . Sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menunjang upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) no 4 dan 5 didalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah pencapaian angka kematian ibu menjadi 112/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 20/1000 kelahiran hidup.
Dari berbagai faktor yang berperan pada kematian ibu dan bayi, kemampuan kinerja petugas kesehatan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal dan neonatal terutama kemampuan dalam mengatasi masalah yang bersifat kegawatdaruratan. Semua penyulit kehamilan atau komplikasi yang terjadi dapat dihindari apabila kehamilan dan persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola secara benar. Untuk dapat memberikan asuhan kehamilan dan persalinan yang cepat tepat dan benar diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan profesional dalam menanganan kondisi kegawatdaruratan.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah masalah ini kami akan membahas mengenai Kedaruratan kebidanan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka kematian ibu di Indonesia menempati urutan pertama di Negara kawasan Asia Tenggara yaitu 307/100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi juga masih tinggi yaitu 35/1000 kelahiran hidup . Sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menunjang upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) no 4 dan 5 didalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah pencapaian angka kematian ibu menjadi 112/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 20/1000 kelahiran hidup.
Dari berbagai faktor yang berperan pada kematian ibu dan bayi, kemampuan kinerja petugas kesehatan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal dan neonatal terutama kemampuan dalam mengatasi masalah yang bersifat kegawatdaruratan. Semua penyulit kehamilan atau komplikasi yang terjadi dapat dihindari apabila kehamilan dan persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola secara benar. Untuk dapat memberikan asuhan kehamilan dan persalinan yang cepat tepat dan benar diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan profesional dalam menanganan kondisi kegawatdaruratan.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah masalah ini kami akan membahas mengenai Kedaruratan kebidanan.
Kemosintesis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, kami akan membahas mengenai Kemosintesis
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, kami akan membahas mengenai Kemosintesis
Untuk Selengkapnya Download Here
Komplikasi Persalinan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan membahas mengenai pengertian persalinan serta komplikasi yang terjadi saat persalinan disertai cara penanganannya.
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan membahas mengenai pengertian persalinan serta komplikasi yang terjadi saat persalinan disertai cara penanganannya.
Untuk Selengkapnya Download Here
Komplikasi Selama Masa Nifas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya. Asuhan masa nifas marupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian, baik oleh pertugas kesehatan seperti : Dokter Kebidanan, Bidan, Perawat maupun ibu itu sendiri.
Masa nifas (post partum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini penulis akan membahas mengenai Komplikasi Nifas pada bab selanjutnya.
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu-ibu yang baru melahirkan (post partum), bayi dan keluarga khususnya serta masyarakat pada umumnya. Asuhan masa nifas marupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian, baik oleh pertugas kesehatan seperti : Dokter Kebidanan, Bidan, Perawat maupun ibu itu sendiri.
Masa nifas (post partum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini penulis akan membahas mengenai Komplikasi Nifas pada bab selanjutnya.
Untuk Selengkapnya Download Here
Pelekatan Bayi dan Puting Susu Lecet
Pelekatan Bayi Yang Tidak Benar Dalam Menyusui
Sering kali ibu yang baru mengalami pertama kali menyusui (anak pertama) ataupun ibu yang sudah berpengalaman menyusui kurang tepat dalam mengambil posisi dan pelekatan bayi sewaktu menyusui. Akibatnya, ibu mengalami nyeri dan kerusakan puting yaitu puting lecet/puting retak, ASI tidak keluar dengan efektif sehingga menyebabkan payudara bengkak. ASI yang keluar tidak efektif akan mengakibatkan pasokan ASI berkurang (akibatnya bayi tidak puas, ingin menyusu lebih lama lagi, bayi frustasi, menolak menyusu). Pasokan ASI yang berkurang bisa menyebabkan payudara kurang memproduksi ASI. Ini juga akan berakibat bayi tidak puas hingga ingin menyusu lebih lama lagi, bayi frustasi hinga menolak menyusu dan pada akhirnya Berat Badan Bayi tidak naik.
Lalu bagaimana Posisi dan Pelekatan Bayi yang benar?
Posisi bayi yang benar saat menyusui adalah Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan puting.
Posisi bayinya sudah benar karena Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan puting.
Puting susu lecet
Penanganan terbaik untuk puting lecet adalah pencegahan. Pencegahan terbaik adalah dengan memastikan pelekatan bayi ke payudara dengan benar sejak hari pertama. Kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah kelahiran bayi, setidaknya dalam satu atau dua jam pertama, akan memudahkan bayi untuk melekat sendiri dengan baik. Lihat lembar informasi Menyusui-Memulai dengan Tepat dan Pentingnya Kontak Kulit.
Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi, proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik. Infeksi jamur yang terjadi di puting (disebabkan oleh Candida Albicans) dapat pula menyebabkan puting lecet. Vasospasma yang disebabkan oleh iritasi pada saluran darah di puting akibat pelekatan yang kurang baik dan/atau infeksi jamur, juga dapat menyebabkan puting lecet (lihat lembar informasi Vasospasm dan Fenomena Raynaud). Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu. Namun jika lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik/mengisap tidak efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur biasanya akan berlangsung terus selama proses menyusui dan bahkan setelahnya. Banyak ibu mendeskripsikan rasa sakit seperti teriris sebagai akibat pelekatan yang kurang baik atau proses mengisap yang kurang efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur seringkali digambarkan seperti rasa terbakar. Jika rasa sakit pada puting terjadi padahal sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka rasa sakit tersebut mungkin disebabkan oleh infeksi Candida, meskipun infeksi tersebut dapat pula merupakan lanjutan dari penyebab lain sakit pada puting, sehingga periode tanpa sakit hampir tidak pernah terjadi. Retak pada puting dapat terjadi karena infeksi jamur. Kondisi dermatologis (kulit) dapat pula menyebabkan sakit pada puting. Ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan puting lecet.
Sering kali ibu yang baru mengalami pertama kali menyusui (anak pertama) ataupun ibu yang sudah berpengalaman menyusui kurang tepat dalam mengambil posisi dan pelekatan bayi sewaktu menyusui. Akibatnya, ibu mengalami nyeri dan kerusakan puting yaitu puting lecet/puting retak, ASI tidak keluar dengan efektif sehingga menyebabkan payudara bengkak. ASI yang keluar tidak efektif akan mengakibatkan pasokan ASI berkurang (akibatnya bayi tidak puas, ingin menyusu lebih lama lagi, bayi frustasi, menolak menyusu). Pasokan ASI yang berkurang bisa menyebabkan payudara kurang memproduksi ASI. Ini juga akan berakibat bayi tidak puas hingga ingin menyusu lebih lama lagi, bayi frustasi hinga menolak menyusu dan pada akhirnya Berat Badan Bayi tidak naik.
Lalu bagaimana Posisi dan Pelekatan Bayi yang benar?
Posisi bayi yang benar saat menyusui adalah Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan puting.
Posisi bayinya sudah benar karena Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan puting.
Puting susu lecet
Penanganan terbaik untuk puting lecet adalah pencegahan. Pencegahan terbaik adalah dengan memastikan pelekatan bayi ke payudara dengan benar sejak hari pertama. Kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah kelahiran bayi, setidaknya dalam satu atau dua jam pertama, akan memudahkan bayi untuk melekat sendiri dengan baik. Lihat lembar informasi Menyusui-Memulai dengan Tepat dan Pentingnya Kontak Kulit.
Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi, proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik. Infeksi jamur yang terjadi di puting (disebabkan oleh Candida Albicans) dapat pula menyebabkan puting lecet. Vasospasma yang disebabkan oleh iritasi pada saluran darah di puting akibat pelekatan yang kurang baik dan/atau infeksi jamur, juga dapat menyebabkan puting lecet (lihat lembar informasi Vasospasm dan Fenomena Raynaud). Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu. Namun jika lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik/mengisap tidak efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur biasanya akan berlangsung terus selama proses menyusui dan bahkan setelahnya. Banyak ibu mendeskripsikan rasa sakit seperti teriris sebagai akibat pelekatan yang kurang baik atau proses mengisap yang kurang efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur seringkali digambarkan seperti rasa terbakar. Jika rasa sakit pada puting terjadi padahal sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka rasa sakit tersebut mungkin disebabkan oleh infeksi Candida, meskipun infeksi tersebut dapat pula merupakan lanjutan dari penyebab lain sakit pada puting, sehingga periode tanpa sakit hampir tidak pernah terjadi. Retak pada puting dapat terjadi karena infeksi jamur. Kondisi dermatologis (kulit) dapat pula menyebabkan sakit pada puting. Ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan puting lecet.
Pengertian KIPKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu tidak hanya diikuti oleh tingginya angka kematian bayi tapi juga meningkatkan jumlah balita yang menjadi piatu baru. Risiko kematian ibu akibat kehamilan, persalinan atau masa nifas serta bayi dapat dikurangi bila ada upaya pesiapan persalinan dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan. Dasar. Bidan sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Namun pada kenyataanya walaupun hampir semua pemeriksaan antenatal datang kepada bidan, sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun beranak.
Salah satu penyebab keadaan tersebut adalah rendahnya kualitas keterampilan komunikasi dan konseling tenaga kesehatan ( bidan ). Penelitian di Jawa Barat menyimpulkan bahwa keterampilan teknis medis semata tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang memuaskan ibu. Diperlukan keterampilan tambahan yaitu keterampilan komunikasi yang efektif dan konseling yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIPKA).
2. Menjelaskan Faktor-Faktor Penghambat KIPKA
3. Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIPKA
Untuk Selengkapnya Download Here
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu tidak hanya diikuti oleh tingginya angka kematian bayi tapi juga meningkatkan jumlah balita yang menjadi piatu baru. Risiko kematian ibu akibat kehamilan, persalinan atau masa nifas serta bayi dapat dikurangi bila ada upaya pesiapan persalinan dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan. Dasar. Bidan sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Namun pada kenyataanya walaupun hampir semua pemeriksaan antenatal datang kepada bidan, sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun beranak.
Salah satu penyebab keadaan tersebut adalah rendahnya kualitas keterampilan komunikasi dan konseling tenaga kesehatan ( bidan ). Penelitian di Jawa Barat menyimpulkan bahwa keterampilan teknis medis semata tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang memuaskan ibu. Diperlukan keterampilan tambahan yaitu keterampilan komunikasi yang efektif dan konseling yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIPKA).
2. Menjelaskan Faktor-Faktor Penghambat KIPKA
3. Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIPKA
Untuk Selengkapnya Download Here
Pengertian MK (Mahkamah Konstitusi)
1. Pengertian MK
Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (MK).
2. Kaitan MK dan Notaris
Antara Mk dan Notaris sangat erat kaitannya, karena notaris tersebut di atur oleh MK. Contohnya : Berdasarkan uraian ini Pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan ini harus dibaca, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya.”
Bagaimana tindakan notaris apabila ada anak luar kawin/kuasa/walinya tersebut minta dibuatkan akta keterangan waris sementara ada penyangkalan dari ahli waris yang sah?
Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (MK).
2. Kaitan MK dan Notaris
Antara Mk dan Notaris sangat erat kaitannya, karena notaris tersebut di atur oleh MK. Contohnya : Berdasarkan uraian ini Pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan ini harus dibaca, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya.”
Bagaimana tindakan notaris apabila ada anak luar kawin/kuasa/walinya tersebut minta dibuatkan akta keterangan waris sementara ada penyangkalan dari ahli waris yang sah?
Psikologi Pendidikan
PENGETAHUAN TENTANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Teoritis Psikologi Pendidikan
Secara harafiah Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. Sedangkan Pendidikan berasal dari kata “didik”, yang mendapat awal me sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Jadi Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Untuk Selengkapnya Download Here
A. Teoritis Psikologi Pendidikan
Secara harafiah Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. Sedangkan Pendidikan berasal dari kata “didik”, yang mendapat awal me sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Jadi Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Untuk Selengkapnya Download Here
HAM (Hubungan Antar Manusia)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap ibu mempunyai andil yang sangat besar dalam mengatasi masalah tersebut. Seorang bidan tidak hanya harus menguasai keterampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan melakukan konseling yang baik. Kualitas komunikasi / konseling yang rendah sekalipun ia secara terampil, mutu pelayanan yang diberikan kepada klien tidak akan optimal bahkan mungkin rendah.
Kualitas komunikasi bidan yang rendah akan berdampak terhadap transfer pesan terhadap klien kurang baik, bidan menjadi kurang peka dan kurang mampu menggali kebutuhan dan masalah klien, klien tidak puas, dan selanjutnya dapat diperkirakan kredibilitas bidan tersebut diragukan yang pada akhirnya anggota masyarakat lebih memilih dukun bayi daripada bidan.
Dari penelitian di Indonesia (Januari 1997 dua provinsi Jawa Barat & Jawa Tengah) tentang Interaksi Bidan Klien menunjukkan bahwa banyak bidan yang tidak menggunakan keterampilan konseling yang baik.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2. Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3. Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4. Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5. Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap ibu mempunyai andil yang sangat besar dalam mengatasi masalah tersebut. Seorang bidan tidak hanya harus menguasai keterampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan melakukan konseling yang baik. Kualitas komunikasi / konseling yang rendah sekalipun ia secara terampil, mutu pelayanan yang diberikan kepada klien tidak akan optimal bahkan mungkin rendah.
Kualitas komunikasi bidan yang rendah akan berdampak terhadap transfer pesan terhadap klien kurang baik, bidan menjadi kurang peka dan kurang mampu menggali kebutuhan dan masalah klien, klien tidak puas, dan selanjutnya dapat diperkirakan kredibilitas bidan tersebut diragukan yang pada akhirnya anggota masyarakat lebih memilih dukun bayi daripada bidan.
Dari penelitian di Indonesia (Januari 1997 dua provinsi Jawa Barat & Jawa Tengah) tentang Interaksi Bidan Klien menunjukkan bahwa banyak bidan yang tidak menggunakan keterampilan konseling yang baik.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2. Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3. Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4. Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5. Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?
Akseptor KB yang Bermasalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode kontrasepsi efektif adalah metode kontrasepsi IUD, implant dan kontrasepsi mantap. Program Keluarga Berencana Nasional yang pad pelita V telah berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah mencapai hasil-hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil Survey Prevalensi Indonesia tahun 1987, 61,2% dari wanita berstatus kawin pada saat itu pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern 21,1% diantaranya pernah menggunakan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap.
Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa 44,08% dari wanita yang berstatus kawin sedang aktif menggunakan salah satu alat konrasepsi modern dan 13,2% diantara ibu-ibu tersebut menggunakaan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap. Dengan hasil tersebut diatas tampak bahwa metode kontrasepsi mantap semakin diterima oleh masyarakat.
Dengan meningkatnya peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih tersebut, maka dituntut pelayanan yang lebih tinggi kualitasnya serta pengayoman yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan serta pengayoman ini, system rujukan merupakan salah satu hal yang penting, yang perlu diketahui oleh setiap petugas atau setiap unsure yang ikut serta dalam gerakan KB Nasional khususnya maupun oleh setiap peserta atau calon peserta KB pada umumnya. Semakin rapi system rujukan, semakin meningkat pula mampu pelayanan serta pengayoman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, penulis akan membahas mengenai Akesptor KB yang Bermasalah.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode kontrasepsi efektif adalah metode kontrasepsi IUD, implant dan kontrasepsi mantap. Program Keluarga Berencana Nasional yang pad pelita V telah berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah mencapai hasil-hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil Survey Prevalensi Indonesia tahun 1987, 61,2% dari wanita berstatus kawin pada saat itu pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern 21,1% diantaranya pernah menggunakan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap.
Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa 44,08% dari wanita yang berstatus kawin sedang aktif menggunakan salah satu alat konrasepsi modern dan 13,2% diantara ibu-ibu tersebut menggunakaan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap. Dengan hasil tersebut diatas tampak bahwa metode kontrasepsi mantap semakin diterima oleh masyarakat.
Dengan meningkatnya peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih tersebut, maka dituntut pelayanan yang lebih tinggi kualitasnya serta pengayoman yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan serta pengayoman ini, system rujukan merupakan salah satu hal yang penting, yang perlu diketahui oleh setiap petugas atau setiap unsure yang ikut serta dalam gerakan KB Nasional khususnya maupun oleh setiap peserta atau calon peserta KB pada umumnya. Semakin rapi system rujukan, semakin meningkat pula mampu pelayanan serta pengayoman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif.
B. Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, penulis akan membahas mengenai Akesptor KB yang Bermasalah.
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari “Politik Balas Budi” (etische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan negara.
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personel, akademik dan profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian
2. Perwujudan Kebudayaan
3. Substansi (Isi) Utama Budaya
4. Sifat-Sifat Budaya
5. Sistem Budaya
6. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
7. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
8. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
9. Problematika Kebudayaan
10. Perubahan Kebudayaan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari “Politik Balas Budi” (etische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan negara.
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personel, akademik dan profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian
2. Perwujudan Kebudayaan
3. Substansi (Isi) Utama Budaya
4. Sifat-Sifat Budaya
5. Sistem Budaya
6. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
7. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
8. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
9. Problematika Kebudayaan
10. Perubahan Kebudayaan
KEBUTUHAN ELIMINASI DAN PERSONAL HYGIENE PADA IBU HAMIL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan body mekanik ( sikap tubuh yang baik ) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan.
Masalah BAK dan BAB selama masa kehamilan bisa terjadi menjadi tidak lancar jika hal yang menjadi mandatory selama masa kehamilan tidak dijaga dengan baik. Maka dengan itu perlunya para ibu-ibu untuk mengetahui apa itu KEBUTUHAN ELIMINASI DAN PERSONAL HYGIENE PADA IBU HAMIL.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan pada ibu selama hamil, sehingga permasalahan eliminasi dan personal hygiene tersebut bisa diatasi dengan baik. Dan semoga bisa bermanfaat untuk Mahasiswa dan Dosen yang membaca makalah ini.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui kebutuhan fisik ibu, yaitu :
1. Eliminasi, dan
2. Personal Hygiene.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
b. Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi institusi
Kepada institusi, makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan literature atau referensi pembuatan makala selanjutnya
b. Manfaat bagi mahasiswa
Kepada mahasiswa diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya penanganan pencegahan infeksi.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan body mekanik ( sikap tubuh yang baik ) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan.
Masalah BAK dan BAB selama masa kehamilan bisa terjadi menjadi tidak lancar jika hal yang menjadi mandatory selama masa kehamilan tidak dijaga dengan baik. Maka dengan itu perlunya para ibu-ibu untuk mengetahui apa itu KEBUTUHAN ELIMINASI DAN PERSONAL HYGIENE PADA IBU HAMIL.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan pada ibu selama hamil, sehingga permasalahan eliminasi dan personal hygiene tersebut bisa diatasi dengan baik. Dan semoga bisa bermanfaat untuk Mahasiswa dan Dosen yang membaca makalah ini.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui kebutuhan fisik ibu, yaitu :
1. Eliminasi, dan
2. Personal Hygiene.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
b. Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi institusi
Kepada institusi, makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan literature atau referensi pembuatan makala selanjutnya
b. Manfaat bagi mahasiswa
Kepada mahasiswa diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya penanganan pencegahan infeksi.
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
BAB I
PENDAHULUAN
Kekerasan dalam rumah tangga dapat dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga.
Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) tahun 2010 yang dirilis oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan, dari 105.103 kasus yang ditangani oleh 384 lembaga pengada layanan, 101.128-nya terjadi di ranah personal. Kasus kekerasan terhadap istri masih paling banyak, yaitu 98.577 kasus. Selebihnya, terdapat 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran, dan 600 kasus kekerasan terhadap anak perempuan.
Meskipun negara telah berupaya memberikan perlindungan melalui UU tentang Penghapusan Kekerasan di Dalam Rumah Tangga pada tahun 2004, jumlah laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga tetap saja tinggi. Bahkan menurut catatan Komnas Perempuan, sejak tahun 2007 hingga kini, penyikapan negara berjalan lamban atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terus terjadi tanpa penyelesaian berarti.
PENDAHULUAN
Kekerasan dalam rumah tangga dapat dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga.
Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) tahun 2010 yang dirilis oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan, dari 105.103 kasus yang ditangani oleh 384 lembaga pengada layanan, 101.128-nya terjadi di ranah personal. Kasus kekerasan terhadap istri masih paling banyak, yaitu 98.577 kasus. Selebihnya, terdapat 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran, dan 600 kasus kekerasan terhadap anak perempuan.
Meskipun negara telah berupaya memberikan perlindungan melalui UU tentang Penghapusan Kekerasan di Dalam Rumah Tangga pada tahun 2004, jumlah laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga tetap saja tinggi. Bahkan menurut catatan Komnas Perempuan, sejak tahun 2007 hingga kini, penyikapan negara berjalan lamban atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terus terjadi tanpa penyelesaian berarti.
Wanita dan Rehabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis dari wanita adalah pria sedangkan Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya
Para pasien yang masuk di pusat Rehabilitasi kebanyakan menderita rendah diri dan kurangnya pandangan positif terhadap kehidupan, oleh karena itu psikologi memainkan peranan yang sangat besar dalam program Rehabilitasi, dan hal ini juga sangat penting untuk menjaga pasien dari teman-teman dan lingkungan yang memungkinkan kecanduan kembali terhadap obat-obat terlarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WANITA DAN REHABILITAS
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit.
Dengan prinsip utama bahwa rehabilitasi tersebut adalah dalam upaya melakukan pemulihan terhadap korban secara komprehensif (baik medis mapun sosial) dan dalam prinsip untuk memanusiakan-manusia
PENDAHULUAN
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis dari wanita adalah pria sedangkan Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya
Para pasien yang masuk di pusat Rehabilitasi kebanyakan menderita rendah diri dan kurangnya pandangan positif terhadap kehidupan, oleh karena itu psikologi memainkan peranan yang sangat besar dalam program Rehabilitasi, dan hal ini juga sangat penting untuk menjaga pasien dari teman-teman dan lingkungan yang memungkinkan kecanduan kembali terhadap obat-obat terlarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WANITA DAN REHABILITAS
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit.
Dengan prinsip utama bahwa rehabilitasi tersebut adalah dalam upaya melakukan pemulihan terhadap korban secara komprehensif (baik medis mapun sosial) dan dalam prinsip untuk memanusiakan-manusia
Aplikasi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segan¬segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami akan membahas tentang Aplikasi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segan¬segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami akan membahas tentang Aplikasi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan.
HIV / AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membahas masalah yang ada di atas lebih rinci lagi yaitu mengenai masalah HIV/AIDS.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membahas masalah yang ada di atas lebih rinci lagi yaitu mengenai masalah HIV/AIDS.
PMS (Penyakit Menular Seksual)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kelamin sudah lama dikenal di beberapa negara, terutama yang paling populer di antaranya adalah Sifilis dan Gonorrhoe. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, makin banyak juga ditemukan jenis-jenis penyakit baru, sehingga istilah Penyakit Kelamin yang dulu banyak disebut sudah dianggap tidak sesuai lagi dan diubah menjadi Seksually Transmited Disease (STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS).
Karena pada kenyataanya penyakit-penyakit tersebut tidak hanya mengenai juga organ-organ yang lain.Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa dikatakan semakin meningkat, terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
PENDAHULUAN
Penyakit kelamin sudah lama dikenal di beberapa negara, terutama yang paling populer di antaranya adalah Sifilis dan Gonorrhoe. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, makin banyak juga ditemukan jenis-jenis penyakit baru, sehingga istilah Penyakit Kelamin yang dulu banyak disebut sudah dianggap tidak sesuai lagi dan diubah menjadi Seksually Transmited Disease (STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS).
Karena pada kenyataanya penyakit-penyakit tersebut tidak hanya mengenai juga organ-organ yang lain.Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa dikatakan semakin meningkat, terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
Manusia, Nilai, Moral dan Hukum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas sekelumit mengenai manusia, nilai, moral, dan hukum yang mencakup hal-hal berikut;
1. Manusia, Nilai, Norma dan Moral
2. Manusia dan Hukum
3. Hubungan Hukum dan Moral
4. Problematika Hukum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas sekelumit mengenai manusia, nilai, moral, dan hukum yang mencakup hal-hal berikut;
1. Manusia, Nilai, Norma dan Moral
2. Manusia dan Hukum
3. Hubungan Hukum dan Moral
4. Problematika Hukum
Selasa, 12 Juni 2012
Masyarakat Kelas Atas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat terbentuk dari individu-individu, Individu ini yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini maka terbentuk suatu pelapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata.
Pembagian pelapisan masyarakat :
1. Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class)
2. Masyarakat terdiri atas 3 kelas ( upper class ), middle class dan lower class.
3. Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas, kelas menengah, kelas menengah kebawah dan kelas bawah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah kami akan membahas tentang Masyarakat Kelas Atas.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat terbentuk dari individu-individu, Individu ini yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini maka terbentuk suatu pelapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata.
Pembagian pelapisan masyarakat :
1. Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class)
2. Masyarakat terdiri atas 3 kelas ( upper class ), middle class dan lower class.
3. Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas, kelas menengah, kelas menengah kebawah dan kelas bawah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah kami akan membahas tentang Masyarakat Kelas Atas.
Ciri-Ciri Masyarakat Desa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami hendak membahas tentang ciri-ciri masyarakat desa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami hendak membahas tentang ciri-ciri masyarakat desa.
Seks Abnormal
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkah laku abnormal/menyimpang adalah tingkah laku yang tidak serasi/tepat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai norma sosial yang ada.
Perilaku abnormalitas seks sangat berkaitan dengan adiksi, perilaku ini biasanya juga didorong karena adanya faktor dari pemakaian drugs, yang menyebabkan si pecandu memiliki kecenderungan melakukan perilaku ini.
Faktor dari jenis-jenis drugs yang berbeda juga dapat menyebabkan abnormalitas seks, misalnya jenis drugs uppers yang dapat meningkatkan dorongan seksual yang lebih tinggi. Sehingga seringkali mereka tidak menyadari tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan hanya untuk memenuhi dorongan seks itu.
PENDAHULUAN
Tingkah laku abnormal/menyimpang adalah tingkah laku yang tidak serasi/tepat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai norma sosial yang ada.
Perilaku abnormalitas seks sangat berkaitan dengan adiksi, perilaku ini biasanya juga didorong karena adanya faktor dari pemakaian drugs, yang menyebabkan si pecandu memiliki kecenderungan melakukan perilaku ini.
Faktor dari jenis-jenis drugs yang berbeda juga dapat menyebabkan abnormalitas seks, misalnya jenis drugs uppers yang dapat meningkatkan dorongan seksual yang lebih tinggi. Sehingga seringkali mereka tidak menyadari tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan hanya untuk memenuhi dorongan seks itu.
Penyakit Menular Seksual (PMS)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah : Suatu gangguan/ penyakit-penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual. Pertama sekali penyakit ini sering disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral Disease, tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/ Seksually Transmitted Disease atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual (PMS).
Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa dikatakan semakin meningkat, terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
PENDAHULUAN
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah : Suatu gangguan/ penyakit-penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual. Pertama sekali penyakit ini sering disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral Disease, tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/ Seksually Transmitted Disease atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual (PMS).
Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa dikatakan semakin meningkat, terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
Miom Rahim
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kandungan akhir-akhir ini banyak dibicarakan di pedesaan dan juga di perkotaan karena pengetahuan tentang macam penyakit kandungan itu sendiri ternyata masih belum banyak diketahui oleh kaum wanita. Pada umumnya, angka kematian ibu lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding dengan daerah perkotaan.
Banyak sekali penyakit kandungan yang dapat ditimbulkan salah satunya kista. Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.
PENDAHULUAN
Penyakit kandungan akhir-akhir ini banyak dibicarakan di pedesaan dan juga di perkotaan karena pengetahuan tentang macam penyakit kandungan itu sendiri ternyata masih belum banyak diketahui oleh kaum wanita. Pada umumnya, angka kematian ibu lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding dengan daerah perkotaan.
Banyak sekali penyakit kandungan yang dapat ditimbulkan salah satunya kista. Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.
Posyandu
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu atau kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu, adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masayarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi Ibu dan anak balita.Posyandu juga sebagai indikator dasar untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.
Adapun kegiatan pelayanan yang terdapat di Posyandu, antara lain :
1. Kegiatan Utama, atau biasa disebut kegiatan 5 meja yakni :
• Pendaftaran
• Penimbangan balita
• Pencatatan
• Penyuluhan
• Pelayanan Petugas
Dengan jenis pelayanan mencakup 5 program yaitu :
• Kesehatan Ibu dan Anak
• Keluarga Berencana
• Imunisasi
• Gizi
• Pencegah/ penanggulangan diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
2. Kegiatan Pengembangan/ Pilihan, dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah di terapkan dan dilaksanakan dengan Baik. Kegiatan baru tersebut antara lain:
• Bina Keluarga Balita (BKB)
• Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) msalnya : Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Demam Berdarah, Gizi Buruk, Polio, Campak dan Tetanus Neonatarum.
• Program Diversifikasi Pertanian Tanaman pangan dan Pemanfaatan Pekaranagan melalui Tanaman Obat Keluarga.
• Kegiatan Ekonomi Produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga, Usaha Simpan Pinjam
• Berbagai Program Pengembangan Masyarakat Desa lainnya
Tahun 2010 nanti, PKK Kota Yogyakarta bersama dengan instansi terkait sedang menggalakkan Program Posyandu Terintegrasi dengan PAUD dan BKB sebagai program prioritas PKK tahun 2010 dalam bidang kesehatan.
B. JENIS POSYANDU
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu atau kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu, adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masayarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi Ibu dan anak balita.Posyandu juga sebagai indikator dasar untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.
Adapun kegiatan pelayanan yang terdapat di Posyandu, antara lain :
1. Kegiatan Utama, atau biasa disebut kegiatan 5 meja yakni :
• Pendaftaran
• Penimbangan balita
• Pencatatan
• Penyuluhan
• Pelayanan Petugas
Dengan jenis pelayanan mencakup 5 program yaitu :
• Kesehatan Ibu dan Anak
• Keluarga Berencana
• Imunisasi
• Gizi
• Pencegah/ penanggulangan diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
2. Kegiatan Pengembangan/ Pilihan, dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah di terapkan dan dilaksanakan dengan Baik. Kegiatan baru tersebut antara lain:
• Bina Keluarga Balita (BKB)
• Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) msalnya : Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Demam Berdarah, Gizi Buruk, Polio, Campak dan Tetanus Neonatarum.
• Program Diversifikasi Pertanian Tanaman pangan dan Pemanfaatan Pekaranagan melalui Tanaman Obat Keluarga.
• Kegiatan Ekonomi Produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga, Usaha Simpan Pinjam
• Berbagai Program Pengembangan Masyarakat Desa lainnya
Tahun 2010 nanti, PKK Kota Yogyakarta bersama dengan instansi terkait sedang menggalakkan Program Posyandu Terintegrasi dengan PAUD dan BKB sebagai program prioritas PKK tahun 2010 dalam bidang kesehatan.
B. JENIS POSYANDU
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :
Pekerja Seks Komersial (PSK)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar adalah kupu-kupu malam.
Di Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan oleh seorang aktivis Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada 40.000-70.000 anak-anak yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di Indonesia. UNDP mengestimasikan tahun 2003 di Indonesia terdapat 190 ribu hingga 270 ribu pekerja seksual komersial dengan 7 hingga 10 juta pelanggan.
PENDAHULUAN
Penyakit yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar adalah kupu-kupu malam.
Di Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan oleh seorang aktivis Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada 40.000-70.000 anak-anak yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di Indonesia. UNDP mengestimasikan tahun 2003 di Indonesia terdapat 190 ribu hingga 270 ribu pekerja seksual komersial dengan 7 hingga 10 juta pelanggan.
Gizi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
PENDAHULUAN
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
Masalah Utama Wanita Hamil Pada Usia Lanjut
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak wanita yang mempertanyakan mengapa hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap memiliki resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi dan pre-eklampsia) dan juga untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap tahunnya. Tapi, tanpa mengabaikan resiko-resiko tersebut, wanita yang berusia di atas 35 tahun juga bisa kok menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sempurna.
Jika Anda seorang wanita berusia di atas 35 tahun dan sedang hamil, dokter Anda biasanya memperlakukan Anda dengan ekstra hati-hati. Anda akan diminta untuk check up kehamilan lebih sering, dan lebih diwajibkan untuk menjalani serangkaian tes, konseling genetik dan skrining kendala-kendala yang mungkin terjadi pada wanita hamil usia 30-an. Pilihan proses melahirkan juga biasanya lebih terbatas. Anda kemungkinan tidak akan disarankan untuk melahirkan di bidan atau rumah bersalin kecil, karena resiko melahirkan Anda lebih besar sehingga Anda akan diminta untuk melahirkan di rumah sakit besar atau rumah bersalin besar. Namun, dengan melakukan perawatan prenatal yang baik, Anda bisa mengurangi komplikasi yang berhubungan dengan usia persalinan secara signifikan.
Kabar baiknya adalah, kebanyakan wanita yang hamil di usia 40-an ternyata berhasil menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Dan wanita hamil pada usia 40-an biasanya lebih berhati-hati terhadap kehamilannya dibandingkan wanita yang lebih muda. Mereka akan lebih mencari dan menyerap informasi dengan baik tentang kondisi-kondisi dan resiko-resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan mereka. Mereka biasanya lebih sering bertanya tentang perkembangan janin mereka. Mereka juga lebih mementingkan perawatan pre-natal dan biasanya mempersiapkan diri mereka lebih baik sebelum hamil, jika kehamilan tersebut memang direncanakan. Karena itu para ilmuwan sekarang mempercayai bahwa resiko ibu hamil di usia yang lebih tua tidak meningkat secara tajam hanya karena faktor usia saja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah-masalah utama
2. Konseling Genetik
3. Prenatal Testing
4. Contoh Wanita Hamil Pada Usia Lanjut
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak wanita yang mempertanyakan mengapa hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap memiliki resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi dan pre-eklampsia) dan juga untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap tahunnya. Tapi, tanpa mengabaikan resiko-resiko tersebut, wanita yang berusia di atas 35 tahun juga bisa kok menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sempurna.
Jika Anda seorang wanita berusia di atas 35 tahun dan sedang hamil, dokter Anda biasanya memperlakukan Anda dengan ekstra hati-hati. Anda akan diminta untuk check up kehamilan lebih sering, dan lebih diwajibkan untuk menjalani serangkaian tes, konseling genetik dan skrining kendala-kendala yang mungkin terjadi pada wanita hamil usia 30-an. Pilihan proses melahirkan juga biasanya lebih terbatas. Anda kemungkinan tidak akan disarankan untuk melahirkan di bidan atau rumah bersalin kecil, karena resiko melahirkan Anda lebih besar sehingga Anda akan diminta untuk melahirkan di rumah sakit besar atau rumah bersalin besar. Namun, dengan melakukan perawatan prenatal yang baik, Anda bisa mengurangi komplikasi yang berhubungan dengan usia persalinan secara signifikan.
Kabar baiknya adalah, kebanyakan wanita yang hamil di usia 40-an ternyata berhasil menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Dan wanita hamil pada usia 40-an biasanya lebih berhati-hati terhadap kehamilannya dibandingkan wanita yang lebih muda. Mereka akan lebih mencari dan menyerap informasi dengan baik tentang kondisi-kondisi dan resiko-resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan mereka. Mereka biasanya lebih sering bertanya tentang perkembangan janin mereka. Mereka juga lebih mementingkan perawatan pre-natal dan biasanya mempersiapkan diri mereka lebih baik sebelum hamil, jika kehamilan tersebut memang direncanakan. Karena itu para ilmuwan sekarang mempercayai bahwa resiko ibu hamil di usia yang lebih tua tidak meningkat secara tajam hanya karena faktor usia saja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah-masalah utama
2. Konseling Genetik
3. Prenatal Testing
4. Contoh Wanita Hamil Pada Usia Lanjut
Langganan:
Postingan (Atom)