Welcome To http://www.cerminan hati al-insan.blogspot.com/ Semoga Bermanfaat.

Jumat, 22 Juni 2012

HAM (Hubungan Antar Manusia)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap ibu mempunyai andil yang sangat besar dalam mengatasi masalah tersebut. Seorang bidan tidak hanya harus menguasai keterampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan melakukan konseling yang baik. Kualitas komunikasi / konseling yang rendah sekalipun ia secara terampil, mutu pelayanan yang diberikan kepada klien tidak akan optimal bahkan mungkin rendah.
Kualitas komunikasi bidan yang rendah akan berdampak terhadap transfer pesan terhadap klien kurang baik, bidan menjadi kurang peka dan kurang mampu menggali kebutuhan dan masalah klien, klien tidak puas, dan selanjutnya dapat diperkirakan kredibilitas bidan tersebut diragukan yang pada akhirnya anggota masyarakat lebih memilih dukun bayi daripada bidan.
Dari penelitian di Indonesia (Januari 1997 dua provinsi Jawa Barat & Jawa Tengah) tentang Interaksi Bidan Klien menunjukkan bahwa banyak bidan yang tidak menggunakan keterampilan konseling yang baik.

B.    Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah  ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2.    Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3.    Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4.    Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5.    Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hubungan Antar Manusia
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan sosialnya.
Sedangkan Pengertian Hubungan Antar Manusia Menurut Beberapa Pakar ahli :
1.    Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2.    H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.

B.    Tujuan Hubungan Antar Manusia
Tujuan dari Hubungan Antar Manusia adalah:
1.    Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
2.    Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain.
3.    Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
4.    Menumbuhkan sikap kerjasama.
5.    Menghilangkan sikap egois/paling benar.
6.    Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.

C.    Faktor-Faktor dalam Hubungan Antar Manusia
Faktor-faktor dalam hubungan antar manusia adalah:
1.    Faktor yang mendasari interaksi sosial.
Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :
a)    Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru.
b)    Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu.
c)    Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada.
d)    Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
2.    Faktor yang menentukan interaksi sosial.
Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hubungan personal yang baik antara lain:
1.    Rasa percaya.
Rasa percaya adalah mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko
2.    Sikap sportif.
Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial.
3.    Sikap terbuka dan sikap tertutup.
Perbedaan karakteristik orang yang terbuka dan orang yang tertutup yaitu:
a)    Sikap terbuka: menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat suasana ; berorientasi pada isi pesan; mencari informasi dari berbagai sumber; lebih bersifat profesionalisme dan berusaha mengubah kepercayaan; mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
b)    Sikap tertutup: menilai pesan berdasarkan motif; berpikir simplisis tanpa suasana; bersandar pada banyak sumber pesan daripada isi pesan; kaku dan memegang teguh sistem kepercayaan; menolak dan mengabaikan pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaan.

D.    Teknik-Teknik Hubungan Antar Manusia
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam:
1.    Tindakan Sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi :
a)    Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan ini dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya guna menunjang kegiatan belajarnya dan agar bisa memperoleh nilai yang baik, Fauzi memutuskan untuk membeli buku-buku pelajaran sekolah daripada komik.
b)    Tindakan Rasional Berorientasi Nilai : Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. Misalnya menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
c)    Tindakan Tradisional : Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Misalnya berbagai upacara adat yang terdapat di masyarakat.
d)    Tindakan Afektif : Tindakan ini sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Contohnya tindakan meloncat-loncat karena kegirangan, menangis karena orang tuanya meninggal dunia, dan sebagainya.

2.    Kontak Sosial
Kontak berasal dari bahasa latin cum atau con yang berarti bersama-sama dan tangere yang berarti menyentuh. Jadi secara harafiah kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam definisinya Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial.
Kontak sosial dibedakan:
a)    Cara pihak yang berkomunikasi; baik langsung maupun tidak langsung.
b)    Cara terjadinya; kontak primer maupun kontak sekunder.

3.    Komunikasi Sosial
Komunikasi Sosial adalah mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial kita bisa berkerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain.
Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk dengan adanya pembentukan dari dalam: pembentukan konsep diri, pernyataan eksistenssi diri dan untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan & memperoleh kebahagiaan.

4.    Teori Hubungan Antar Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan seterusnya.
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia:
a.    Teori transaksi (model pertukaran sosial)
Hubungan Antar Manusia berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu yaitu apakah masing -masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.
b.    Teori peran
Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah “tertulis” seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dalam hal ini masyarakatlah sebagi penonton dan sekaligus sutradara kehidupan.
c.    Teori permainan
Klasifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawabnya. Adapun orang tua, ia lebih dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang lain. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.

E.    Konsep Diri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus Pandang (transparent). Faktor yang mempengaruhi: orang lain, significant others, reference group.
Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :
1.    Konsep diri negatif: peka pada kritik; responsif sekali pada pujian; hiperkritis; cenderung merasa tidak disenangi orang lain; bersikap pesimitis pada kompetensi.
2.    Konsep diri positif: yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain; mampu memperbaiki diri.
Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
1.    Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.
2.    Berkembang secara bertahap.
3.    Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
4.    Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
5.    Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.
Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :
1.    Nama dan panggilan anak.
2.    Pandangan individu terhadap orang lain.
3.    Suasana keluarga yang harmonis.
4.    Penerimaan keluarga
Komponen konsep diri adalah :
1.    Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
2.    Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
3.    Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
4.    Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
5.    Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati.
Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam:
1.    Tindakan Sosial
2.    Kontak Sosial
3.    Komunikasi Sosial
4.    Teori Hubungan Antar Manusia

B.    Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.


DAFTAR PUSTAKA
Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
wangmuba.com/tag/pengertian/
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar