Welcome To http://www.cerminan hati al-insan.blogspot.com/ Semoga Bermanfaat.

Senin, 25 Juni 2012

Sistem Pernafasan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Karena tubuh bergantung pada sistem pernafasan untuk bertahan hidup, maka pengkajian pernafasan merupakan aspek kritis evaluasi kesehatan . fungsi sistem pernafasan yang utama adalah untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru dan jaringan dan untuk mengatur keseimbangan asam basa. Setiap perubahan pada sistem ini akan mempengaruhi semua sistem tubuh yang lain. Pada penyakit pernafasan kronis, perubahan pada status pulmonar terjadi secara perlahan, memungkinkan tubuh seseorang beradaptasi terhadap hipoksia bertahap. Tetapi perubahan pernafasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia aspirasi menyebabkan hipoksia tiba-tiba. Karena hal tersebut tidak memungkinkan tubuh untuk beradaptasi, maka kematian dapat terjadi.
Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan asap rokok, juga dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit pernafasan. Bahkan rokok pihak kedua dapat menyebabkan masalah pernafasan, terutama pada orang yang masih sangat muda dan sangat tua.

B.    Kajian Perpustakaan
Pernafasan adalah proses yang mencakup  pergerakan  O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer.
Fungsi sistem pernafasan adalah :
1.    Untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel – sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel – sel tubuh kembali ke atmosfer.
2.    Organ respiratorik berperan dalam produksi bicara
3.    Berperan dalam keseimbangan asam basa
4.    Berperan dalam pertahanan tubuh melawan benda asing
5.    Pengaturan hormonal tekanan darah.
Pembagian Sistem Pernafasan
Sistem respirasi dapat dibagi menjadi  :
•    Saluran pernafasan atas ; terdiri atas bagian di luar rongga dada : udara melewati hidung, kavitas nasalis, faring, laring dan trakea bagian atas.
•    Saluran pernafasan bawah ; bagian yang terdapat dalam rongga dada : trakea bagian bawah dan paru – paru itu sendiri yang meliputi pipa bronchial dan alveoli.
Organ – Organ Sistem Pernafasan
1.    Hidung
Berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini terdiri dari :
1.    Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan yang disebut rongga nasal.
2.    Naris eksternal di batasi oleh kartilago nasal.
3.    Empat pasang sinus paranasal ; frontal, etmoid, maksilar, dan fenoid berfungsi meringankan tulang cranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan memberi efek resonansi.
4.    Tulang hidung:
o    Tulang nasal membentuk  jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.
o    Vomer dan lempeng perpendicular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.
o    Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.
o    Langit – langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid.
o    Konka basalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal.
o    Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka.
Membran Mukosa Nasal / Kavitas Nasalis
Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat dan kelenjar sebasea. Fungsinya : Penyaringan partikel kecil, penghangatan dan pelembaban udara yang masuk.
2.    FARING
Adalah suatu pipa muscular di belakang rongga hidung dan mulut dan di depan vertebra servikalis. Terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1)    Nasofaring : bagian yang paling tinggi terletak di belakang kavitas nasalis.
2)    Orofaring : terletak di belakang mulut; mukosanya berupa epitel gepeng bertingkat.
3)    Laringofaring : bagian paling bawah faring. yang mengelilingi mulut esophagus dan laring.
3.    Laring
Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago tiroid, kartilago krikoid , dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago ariteniod , kartilago kornikulata, dan kartilago kuneiform )
4.    Trakea
Adalah pipa udara yang berbentuk tuba dengan panjan 10 cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esophagus. Trakea merentang dari laring sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi brokus kiri dan kanan.
Trakea terbuka disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan ( 16 – 20 buah ) yang berbentuk tapal kuda, dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esophagus). Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia dan sel goblet, yaitu sel yang menghasilkan mucus dan silia berfungsi menyapu partikel yang behasil lolos dari saringan di hidung, kearah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan.

Percabangan Bronkus
1.    Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan.
2.    Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil yang disebut bronkiolus.
5.    Paru – Paru
Paru – paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks.
1.    Paru kanan memiliki tiga lobus; paru kiri memiliki dua lobus.
2.    Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik (bagian dasar) terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal (medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal terletak di atas kerangka iga.
Pleura adalah membrane penutup yang membungkus setiap paru.
1.    Pleura parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, mediastinum)
2.    Pleura visceral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal di bagian bawah paru.
3.    Rongga pleura ( ruang intrapleural ) adalah ruang postensial antara pleura parietal dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas.
4.    Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernafas, paru – paru bergerak keluar masuk ke area ini.
Mekanisme Pernafasan
Ventilasi adalah pergerakan udara dari dan keluar alveoli. Dua aspek ventilasi adalah :


1.    Inhalasi / inspirasi
Impuls motorik dari medula berjalan sepanjang nervus frenikus menuju diafragma dan sepanjang nervus interkostalis menuju muskuli interkostale eksterni. Diafragma berkontraksi, bergerak ke bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Muskuli interkostales eksterni menarik iga ke atas dan keluar, yang mengembangkan rongga dada dari sisi ke sisi dan depan ke belakang.
Saat rongga dada mengembang, pleura parietal turut mengembang. Tekanan intrapleural menjadi lebih negative karena kerja pengisapan yang dihasilkan di antara membrane pleura. Namun pelengketan yang dihasilkan oleh cairan serosa memungkinkan pleura visceral turut mengembang, dan hal ini juga mengembangkan paru.
Saat paru – paru mengembang, tekanan intrapulmonal akan turun dastis di bawah tekanan atmosfer, dan udara memasuki hidung dan melalui jalan nafas menuju alveoli. Udara terus masuk sampai tekanan intrapulmonal sama dengan tekanan atmosfer.
2.    Ekshalasi / ekspirasi
Impuls motorik dari medula menurun, dan diafragma serta muskuli interkostales eksterni berelaksasi. Setelah rongga dada menjadi lebih kecil, paru akan terkompresi, dan jaringan ikat elastis  yang teregang selama inhalasi akan mengerut dan mengompresi alveoli. Ketika tekanan intrapulmonal meningkat di atas tekanan atmosfer, udara dipaksa keluar dari paru sampai kedua tekanan menjadi sama lagi.
Volume  Pulmonal
Volume udara dalam paru – paru dan kecepatan  pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi dapat diukur melalui spirometer. Volume pulmonal dapat ditentukan:
1.    Volume
a.    Volume tidal ( VT ) adalah jumlah udara yang masuk dan keluar paru – paru selama pernafasan normal. Rata – rata volume tidal adalah 500 ml.
b.    Volume cadangan inspirasi adalah jumlah udara melebihi volume tidal yang bisa dicapai dengan bernafas sedalam mungkin. Normalnya berkisar dri 2000 sampai 3000 ml.
c.    Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara  melebihi volume tidal yang bisa dikeluarkan dengan ekspirasi paling kuat. Normalnya berkisar  dari 1000 sampai 1500 ml.
d.    Volume residual adalah jumlah udara yang tersisa di paru – paru sesudah ekspirasi terkuat. Rata – rata berkisar dari 1000 sampai 1500 ml.
2.    Kapasitas
Kapasitas vital adalah jumlah udara yang terlibat pada inspirasi terdalam yang diikuti oleh ekspirasi terkuat. Berarti total dari volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Jumlah rata – rata berkisar dari 3500 sampai 5000 ml.

C.    Harapan
Dari pembelajaran kita mengenai Sistem Pernafasan ini, maka penulis mengharapkan agar kita semua mengetahui bagaimanakah Sistem Pernafasan dan hal-hal yang berkaitan dengan Sistem pernafasan tersebut. Dan dengan mempelajari hal ini, maka penulis mengharapkan agar kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kondisi Awal
1.    Batuk
Batuk sebenarnya merupakan mekanisme tubuh dalam mengeluarkan adanya benda asing yang masuk ke dalam saluran pernafasan bagian atas. hal - hal yang memicu timbulnya batik diantaranya adalah: debu, virus, bakteri, allergen, atau bahkan makanan. Selain itu, batuk juga biasanya disebabkan oleh adanya alergi dan menyertai flu yang biasanya ditandai dengan adanya dahak. Selama tidak merasa terganggu, batuk cukup disembuhkan dengan istirahat yang cukup serta asupan airan yang banyak. Namun bila dirasa sudah sangat mengganggu, apalagi bila disertai dengan gejala yang lain, seperti batuk berdarah, sudah selama 30 hari berturut - turut tidak sembuh, maka kita perlu mengunjungi dokter untuk menegakkan diagnosa dan mendapatkan pengobatan yang semestinya.
2.    Bronchitis
Bronchitis atau peradangan tenggorokan terjadi karena adanya lendir - lendir yang berlebihan dari dalam tubuh. Penyakit bronchitis ini bisa dibedakan menjadi 2, yaitu bronchitis akuta  yang disebabkan oleh salesma atau pilek biasa dan bronchitis chronica ang disebabkan karena tonsil atau adenoid yang terkena infeksi. Pada dasarnya, bronchitis ini merupakan peradanga pada cabang tenggorokan yang umunya terjadi karena infeksi pada hidung bagian atas dan kerongkongan.
3.    ASTHMA
Asthma atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai asm adalah suatu keadaan alergi yang merupakan reaksi tubuh terhadap suatu zat seperti serbuk, jamur, bulu binatang, makanan, atau bahkan obat - obatan tertentu serta bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi pada alat - alat pernafasan. Penderita asma biasanya mengalami susah bernafas karena terdapat banyak lendir pada tenggorokan.
4.    Tuberkulosis
Tuberkulosis atau yang biasa disingkat TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan basil Mycobacterium tuberculosis atau basil tuberkel yang tahan asam. Penyakit ini menyerang paru - paru dan sistem kekebalan tubuh lah yang berusaha melawan infeksi tersebut.
5.    Pneumonia
Penyakit pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru - paru meradang. Kantung - kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi berkurang dan kekurangan oksigen membuat sel - sel tubuh tidak bisa bekerja sehingga bisa menyebabkan kematian. Pneuminia sendiri sebenarnya bukan merupakan penyakit tunggal karena penyebab dari penyakit ini bisa  bermacam - macam. Penelitian terakhir mneyebutkan bahwa penyakit pneumonia ini disebabkan oleh 30 sumber infeksi. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang diperhatikan secara serius oleh dunia karena merupakan  penyakit yang memiliki angka kematian yang cukup tinggi. 

B.    Tindak Lanjut
a.    Batuk
Pengobatan. Ada dua cara mengobati batuk berdahak ini, yaitu dengan obat dan tanpa obat. Batuk berdahak yang masih ringan dapat dikurangi dengan cara sering minum air putih. Gunanya adalah untuk membantu mengencerkan dahak dan mengurangi iritasi atau rasa gatal. Hindari tempat yang berdebu atau pun makanan dan minuman yang dapat merangsang tenggorokan. Hindari juga udara malam karena suhunya yang dingin.
Cara lain adalah minum obat batuk. Tapi tidak boleh sembarangan. Obat batuk yang digunakan harus sesuai dengan jenis batuk. Obat batuk dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif (penekan batuk). Batuk berdahak akibat infeksi bisa juga diobati dengan antibiotik. Batuk berdahak karena virus dapat diobati dengan obat anti jamur. Sementara batuk berdahak karena asma dapat diobati dengan obat asma seperti obat inhalasi (inhaler), obat makan, dan suntik. Bila batuk berdahak sudah akut, perlu dipikirkan untuk melakukan operasi. Setelah itu ada kemoterapi dan sinar
b.    Bronkitis
Tujuan dari dilakukannya pengobatan bronkitis adalah untuk mengurangi demam yang terjadi dan rasa yang kurang enak pada badan. Bisa diberikan aspirin ata asetaminofen pada penderita yang berumur dewasa. Sedangkan pada anak-anak sebaiknya berikan saja asetaminofen. Dianjurkan untuk penderita sebaiknya berisitirahat dan minum banyak cairan. Apabila penyebab bronkitis dari infeksi bakteri dan dahaknya berwarna kuning atau hijau serta demamnya tetap tinggi dan sebelumnya penderita juga memiliki penyakit paru-paru sebaiknya diberikan antibiotik.
Trimetoprimsulfametoksazol, tetracyclin, atau ampisilin dapat diberikan pada penderita dewasa. Sedangkan amoxicillin dapat diberikan pada penderita anak-anak. Jangan berikan antibiotik apabila penyebabnya adalah virus. Perlu dilakukan pemeriksaan perkembangbiakan dari dahak apabila gejalanya menetap atau berulang serta dirasa bronkitisnya sangat berat, hal ini dilakukan untuk menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
c.    Asma
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik. Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.

d.    Tuberkulosis
Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan tuberkulosis di Indonesia
e.    Pneumonia
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya.
•    Untuk Penisilin Sensitif Streptococcus Pneumoniae (PSSP), dapat diberikan: Golongan penisilin, TMP-SMZ dan Makrolid.
•    Untuk Penisilin Resisten Streptococcus Pneumoniae (PRSP), dapat diberikan: Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Sefriakson dosis tinggi, Makrolid baru dosis tinggi dan Fluorokuinolon respirasi.
•    Untuk Pseudomonas aeruginosa, dapat diberikan: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim, Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem: Meropenem, Imipenem dan Siprofloksasin, levofloksasin.
•    Untuk Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus (MRSA), dapat diberikan: Vankomisin, Teikoplanin dan Linezolid.
•    Untuk Hemophilus influenza, dapat diberikan: TMP-SMZ, Azithromisin, Sefalosporin gen.2 atau 3 dan Fluorokuinolone respirasi.
•    Untuk Legionella, dapat diberikan: Makrolid, Fluorokuinolone, dan Rafampicin.
•    Untuk Mycoplasma pneumoniae, dapat diberikan: Doksisiklin, Makrolid dan Fluorokuinolone.
•    Untuk Chlamydia pneumoniae, dapat diberikan: Doksisiklin, Makrolid dan Fluorokuinolone.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.
Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai berikut:
•    Sebagai sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas
•    Sistem pernapasan digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
•    Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis (Respirasi).

B.    Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.


DAFTAR PUSTAKA

Morton, Patricia Gonce, 2005. Panduan Pemeriksaan Kesehatan dengan Dokumentasi SOAPIE Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar