Welcome To http://www.cerminan hati al-insan.blogspot.com/ Semoga Bermanfaat.

Selasa, 12 Juni 2012

Miom Rahim

BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kandungan akhir-akhir ini banyak dibicarakan di pedesaan dan juga di perkotaan karena pengetahuan tentang macam penyakit kandungan itu sendiri ternyata masih belum banyak diketahui oleh kaum wanita. Pada umumnya, angka kematian ibu lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding dengan daerah perkotaan.
Banyak sekali penyakit kandungan yang dapat ditimbulkan salah satunya kista. Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.


BAB II
PEMBAHASAN
Kami mencoba mengulas dengan bahasa yang sederhana macam-macam penyakit yang berkaitan dengan organ kandungan, antara lain, myom, kista, indung telur, kanker rahim/ kanker leher rahim, serta gangguan lainnya.
A.    MYOM
1.    Pengertian Myom
Miom rahim (uterine fibroids atau juga disebut fibromyoma, leimyoma atau fibroids) adalah tumor jinak otot dinding rahim yang muncul pada wanita di masa reproduksi. Miom dapat muncul di dalam atau di luar rahim atau dalam otot dinding rahim. Miom biasanya tumbuh dari satu sel otot kecil yang terus berkembang. Awalnya adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan gangguan hormon estrogen serta emosi yang tidak seimbang. Gangguan fungsi saraf itu kemudian menyebabkan kesalahan bentuk otot di dalam rahim.
Di rahim dapat muncul satu atau lebih miom. Ukuran miom beragam mulai dari sekecil kacang polong hingga sebesar buah anggur. Pada umumnya miom tetap kecil, tetapi perkembangannya tidak terduga. Ada yang berkembang dengan perlahan, adapula yang berkembang dengan sangat cepat. Sebagian besar kasus miom tidak berbahaya, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, dan sangat jarang berubah menjadi kanker. 
2.    Gejala-gejala
Jika terdapat miom rahim, Anda mungkin tidak mengetahuinya. Paling tidak setengah dari wanita penderita miom tidak mempunyai gejala-gejala. Bahkan, sebagian besar diketahui bahwa menderita miom pada saat pemeriksaan rutin panggul atau pada saat perawatan kehamilan.
Gejala-gejala yang paling sering terjadi adalah: Nyeri di perut atau di pinggul, Perut terasa penuh, Nyeri sanggama, Gejala anemia karena banyak kehilangan darah haid, Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih, Tekanan pada panggul, Infertilitas atau keguguran, Constipation (sembelit), dan Nyeri haid, perdarahan haid yang tidak normal (lebih banyak atau lebih lama), atau haid tidak teratur.
3.    Penyebab
Penyebab terjadinya miom masih belum jelas diketahui, meski terdapat dugaan faktor turunan mempunyai peranan terhadap penyakit ini. Bilamana terdapat wanita lain dalam keluarga yang mempunyai miom, mungkin Anda juga dapat mempunyai miom.
Pertumbuhan miom juga dikendalikan oleh faktor hormonal, terutama hormon estrogen. Miom cenderung berkembang pada masa reproduksi, dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan, yang mana kadar estrogennya sangat tinggi. Miom biasanya menyusut setelah menopause ketika kadar estrogen menurun. Hormon lain misal progesteron, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan miom.
Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh adalah ketidakseimbangan emosi misal sering stres, daya tahan tubuh rendah, gaya hidup yang tidak seimbang, semua itu menyebabkan gangguan pada hormon dan kemungkinan timbul miom. Ukuran besar-kecilnya miom juga dipengaruhi oleh jumlah kalori pada tubuh karena timbunan kalori dalam tubuh mempengaruhi pertumbuhan miom. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya, dan membuat miom tumbuh cepat.
Miom juga dapat terjadi karena adanya faktor bakat, yang kemudian dipicu oleh rangsangan-rangsangan hormon (karena emosi tidak stabil), makan sembarangan dan berat badan yang berlebihan. Rangsangan-rangsangan tersebut yang membuat pertumbuhan miom lebih cepat. Namun pertumbuhan miom paling sedikit memerlukan waktu sekitar 8 tahun.
4.    Pemeriksaan dan diagnosis
Dalam membuat diagnosis dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap panggul untuk merasakan adanya miom. Dokter juga melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemeriksaan ini tidak menyakitkan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambaran rahim pada layar monitor.
Gambar ini dapat dilihat secara rinci untuk penilaian pertumbuhan miom.
Mungkin dokter juga akan menyerankan tindakan histeroskopi, yaitu tindakan pembedahan yang tidak bersifat invasif (tidak membahayakan) yang mana teleskop ringan dan kecil dimasukkan melalui vagina dan serviks ke dalam rahim. Dengan pemeriksaan ini dokter dapat memeriksa dinding rahim (endometrium) dan jika perlu mengambil sedikit bahan jaringan.
5.    Penyulit (komplikasi)
Meski pada umumnya miom tidak berbahaya, tetapi miom dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengarah pada komplikasi misal anemia karena kehilangan banyak darah. Miom juga membuat sulit untuk hamil karena mengganggu kemampuan sel telur yang telah terbuahi untuk menyusuk (implantasi) pada dinding rahim. Kadangkala miom juga menyumbat saluran untuk melahirkan sehingga menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan.
Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, miom dapat tumbuh keluar dari rahim pada stalklike-projection. Jika miom memilin pada stalk ini, maka akan terasa nyeri berat di bagian bawah perut yang tajam dan tiba-tiba. Jika hal ini terjadi, segera berobat ke rumah sakit karena mungkin perlu dilakukan pembedahan
6.    Pengobatan
Jika miom tidak menyebabkan gejala, biasanya dokter akan menyarankan pendekatan “wait and see”, dengan pemeriksaan ulangan dilakukan secara rutin dan kadangkala membutuhkan pemeriksaan USG untuk melihat ukuran miom.
Jika terdapat gejala-gejala, dokter mungkin menyarankan pengobatan berikut ini:
•    Terapi Obat Pil KB yang rendah estrogen digunakan untuk mengendalikan perdarahan haid yang berat. Tetapi obat ini tidak mengendalikan pertumbuhan miom. Obat lain yang disebut agonis GnRH (agonist Gonadothropin-releasing Hormone) dapat digunakan untuk menyusutkan miom dengan mengurangi jumlah estrogen dalam tubuh. Bentuk pengobatan ini bukan pemecahan masalah untuk jangka panjang, tetapi mungkin digunakan untuk persiapan pembedahan.
•    Pembedahan Kadangkala diperlukan pembedahan untuk mengangkat miom. Salah satu pilihannya adalah miomektomi, yaitu tindakan pembedahan yang mana hanya miomnya saja yang diangkat dan rahim tetap dibiarkan. Ini merupakan pilihan yang paling sesuai untuk wanita yang masih ingin mempunyai anak. Pilihan pembedahan lain adalah histerektomi untuk mengangkat rahim.
•    Embolisasi miom rahim Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain bagi beberapa wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang untuk menyusutkan miom dengan memotong persediaan darah yang ke arah miom. Pada tindakan ini, dokter Radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) pada tempatnya.
B.    KISTA
1.    Pengertian Kista
Kista adalah suatu struktur abnormal seperti kantung yang bisa ditemukan di manapun di tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat dan memiliki dinding luar seperti sebuah kapsul. Kista mungkin kecil dan hanya terlihat di bawah mikroskop tetapi dapat juga berukuran sangat besar sehingga mendesak struktur tubuh normal. Kista terdapat pada berbagai jaringan dan organ dan sering dinamai sesuai lokasinya, misalnya kista kandung kemih, kista payudara, kista hati, kista ginjal, kista pankreas, kista vagina, kista kulit, kista tiroid. Kista ovarium adalah kista yang berkembang pada ovarium wanita. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan masalah kesehatan dan dapat menghalangi ovulasi sehingga menyulitkan upaya kehamilan.
2.    Jenis-Jenis Kista Ovarium
Secara umum, ada dua jenis utama kista ovarium:
1.    Kista fungsional
Setiap perempuan memiliki dua ovarium (indung telur) yang menyimpan dan melepaskan telur. Masing-masing ovarium sebesar biji kenari dan terletak di setiap sisi rahim. Satu ovarium menghasilkan satu telur setiap bulan, dan proses ini memulai siklus bulanan menstruasi wanita. Telur terselubungi kantong yang disebut folikel. Sebuah telur tumbuh di dalam ovarium sampai hormon estrogen memberikan sinyal ke rahim untuk mempersiapkan diri menerima telur. Pada saatnya, lapisan rahim mulai menebal dan mempersiapkan untuk implantasi telur terbuahi yang mengakibatkan kehamilan. Siklus ini terjadi setiap bulan dan biasanya berakhir ketika telur tidak dibuahi. Semua isi rahim kemudian digugurkan jika telur tidak dibuahi. Proses ini disebut menstruasi.
Jika folikel gagal pecah dan melepaskan telur, cairan menetap dan dapat membentuk kista di ovarium. Dalam gambar USG, kista ovarium ini menyerupai gelembung berdinding tipis yang berisi cairan. Jenis kista ini disebut kista fungsional atau kista sederhana. Ini adalah kista yang paling umum dan biasanya menghilang secara spontan dalam satu atau dua siklus menstruasi. Wanita usia produktif dapat memiliki kista kecil di ovariumnya pada setiap saat. Kista fungsional baru menjadi masalah bila tidak hilang secara spontan setelah 2-3 bulan dan menimbulkan rasa sakit atau menghalangi kehamilan.
2.    Kista organik/kista abnormal
Kista jenis ini adalah hasil pertumbuhan sel abnormal (tumor), yang umumnya jinak. Dalam kasus yang jarang terjadi, kista organik dapat menjadi kanker. Contoh kista organik adalah kista dermoid dan polikistik ovarium (PCO). Kista dermoid berisi beberapa materi tak terduga seperti jaringan lemak, rambut, gigi, potongan-potongan tulang dan tulang rawan. Polikistik ovarium (PCO) disebabkan oleh penumpukan beberapa kista kecil yang membuat hormon tidak seimbang sehingga menstruasi tidak teratur, rambut tumbuh di tubuh dan pasien menjadi tidak subur.
3.    Gejala Kista
Kista ovarium sering tidak disertai gejala apapun. Pada sebagian besar kasus, kista ovarium baru diketahui dalam pemeriksaan rutin dokter. Dalam kasus di mana kista ovarium menimbulkan gangguan, gejala berikut dapat muncul: Kembung, nyeri atau bengkak di perut, Nyeri saat buang air kecil, Nyeri di panggul segera sebelum atau setelah awal periode menstruasi, Rasa sakit selama hubungan seksual, Nyeri menstruasi melebihi biasanya, Mual atau muntah,  Kehilangan nafsu makan, merasa kenyang setelah makan sangat sedikit, Rasa sakit tumpul terus-menerus pada salah satu atau kedua sisi panggul, Haid tidak teratur, dan Penambahan rambut wajah.
Ketika salah satu gejala di atas dirasakan, sangat penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri. Gejala-gejala tersebut juga dapat menjadi pertanda tumor ovarium.
4.    Diagnosis
Dokter Anda mungkin menyarankan USG panggul jika ditemukan massa mencurigakan selama pemeriksaan panggul. USG dapat mengevaluasi setiap kecurigaan kista ovarium.
5.    Perawatan
Bila kista ovarium ditemukan, keputusan penting pertama adalah apakah kista tersebut akan hilang tanpa pengobatan. Kista fungsional diharapkan menghilang spontan dalam beberapa minggu. Bila tetap bertahan dan menimbulkan gangguan, pengobatan kista fungsional biasanya dengan pil hormon/pil KB. Dokter juga dapat memutuskan untuk mengeluarkannya dengan laparoskopi bila dicurigai ada komplikasi. Kista organik seringkali perlu dihilangkan dengan tindakan jika menimbulkan gangguan.

C.    KANKER INDUNG TELUR
1.    Pengertian Kanker Indung Telur
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur).  Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium.
Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut; sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
2.    Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui.  Efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini dan wanita yang memakai pil KB.
Sedangkan faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah:
•    Obat kesuburan
•    Pernah menderita kanker payudara
•    Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
•    Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
3.    Gejala
Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah.  Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium.
Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi: Panggul terasa berat, Perdarahan pervagina,  Siklus menstruasi abnormal, Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya) , dan Sering berkemih.

4.    Diagnosa
Diagnosis pada stadium dini sulit ditegakkan karena kanker baru menimbulkan gejala setelah mencapai stadium lanjut dan gejalanyapun menyerupai beberapa penyakit lainnya.
Pada pemeriksaan fisik, lingkar perut bertambah atau ditemukan asites (penimbunan ciaran di dalam rongga abdomen). Pada pemeriksaan panggul diberukan massa ovarium atau massa perut.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksan darah lengkap,   Pemeriksaan kimia darah, CA125, Serum HCG,  Alfa fetoprotein, Analisa air kemih,  Pemeriksaan saluran pencernaan,  Laparatomi, USG, dan  CT scan atau MRI perut.
5.    Pengobatan
Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya. Setelah pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.
6.    Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
1.    Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
2.    Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
3.    Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
Studi menunjukkan bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium hingga 95 persen, dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa, tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer.
Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.
D.    KANKER LEHER RAHIM
1.    Pengertian Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.[1] Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. [2][3] Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.
2.    Infeksi
Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.
3.    Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.
4.    Faktor Kebersihan
•    Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
•    Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
•    Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
•    Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
5.    Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
6.    Pencegahan
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Penyakit kandungan akhir-akhir ini banyak dibicarakan di pedesaan dan juga di perkotaan karena pengetahuan tentang macam penyakit kandungan itu sendiri ternyata masih belum banyak diketahui oleh kaum wanita. Pada umumnya, angka kematian ibu lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding dengan daerah perkotaan.
Kami mencoba mengulas dengan bahasa yang sederhana macam-macam penyakit yang berkaitan dengan organ kandungan, antara lain, myom, kista, indung telur, kanker rahim/ kanker leher rahim, serta gangguan lainnya.

B.    SARAN
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.


DAFTAR PUSTAKA
Kanker serviks: Perenggut kehidupan wanita, Harian Seputar Indonesia, p:32, ed. 21 Februari 2008
Canavan TP, Doshi NR. Cervical cancer. Am Fam Physician 2000
Http//: www.mayoclinic.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar